Nakita.id - Beberapa waktu lalu, jagat media sosial Instagram digegerkan dengan beredarnya video seorang ibu yang mengajari anaknya merokok dengan alat rokok elektrik vape.
Video tersebut viral usai diunggah ulang oleh akun Instagram @lets.talkandenjoy.
Pengguna akun Instagram pun berbondong-bondong menyayangkan perilaku sang ibu.
Bagaimana tidak, dalam video tersebut, sang ibu dengan sengaja menyembur asap vapenya ke wajah anaknya yang masih balita.
Bahkan, sang ibu pun dengan sengaja mengajari anaknya menghisap vape dalam video tersebut.
Melihat hal tersebut, para ahli sontak mengecam perbuatan sang ibu.
Bahkan, menurut ahli, aksi ibu tersebut justru mendatangkan bahaya bagi perkembangan otak sang anak.
Psikolog Klinis Anak dan Keluarga, Anna Surti Ariani, S. Psi., M.Si., Psi, dari Klinik Terpadu Fakultas Psikologi UI, Depok, Jawa Barat ikut membeberkan dampak buruk bagi anak di video tersebut.
Menurut Nina, dampak hal tersebut bukan hanya fisik melainkan juga psikis, sosial, dan ekonomi.
Baca Juga: Cara Terbaik yang Bisa Dilakukan Orang Tua untuk Menciptakan Lingkungan Ramah Anak Bebas Asap Rokok
Nina mengatakan, dampak secara fisik tentu jelas akan menganggu tumbuh kembang balita tersebut.
"Kalau dampak rokok ke anak secara fisik banyak, misalnya paru-paru mengalami kerusakan atau berhenti berkembang, cenderung ada kerusakan gigi, tulang bisa mudah mengeropos ketika seseorang merokok atau adanya paparan asap rokok," ujar Nina dalam wawancara bersama Nakita.id, Senin (19/07/2021).
Nina juga menilai, dalam video tersebut, sang anak mendapatkan contoh yang tidak baik dari ibunya sendiri.
"Dalam video tersebut, anak mendapat contoh yang salah tentang perilaku merokok, misalnya dianggap keren, dewasa, dan sebagainya, padahal itu adalah konsep yang salah," tutur Nina.
Selain itu, asap rokok yang disemburkan kepada anak bisa membuat kemampuan logika anak bermasalah, sehingga kecerdasannya menjadi tidak optimal.
"Berarti dalam proses perkembangan anak ini, kemampuannya dalam berlogika akan mengalami masalah, kemudian rokok juga bisa mengurangi kecerdasan. Apabila perkembangan kecerdasan tidak optimal, maka berdampak pada banyak hal terutama dalam masalah belajar," ungkap Nina.
Selain itu, secara emosional, nantinya sang anak pun akan menjadi tidak stabil jika terus-terusan terpapar asap rokok atau bahkan ikut mencoba rokok.
"Secara emosional, rokok juga membuat seseorang menjadi tidak terlalu sabar dalam menunggu, emosinya lebih tidak stabil, perkembangan emosionalnya menjadi bermasalah dan tidak optimal," kata Nina.
"Secara sosial, banyak anak merokok karena ikut-ikutan dengan teman. Padahal, di dalam pergaulan, anak-anak yang merokok sering kali ditemui bullying, atau tekanan sosial dalam pergualan tersebut. Karena, adanya tekanan-tekanan itu, menjadi pergaulan yang tidak sehat dialami oleh anak," pungkasnya.
Tampil Percaya Diri di Tiap Momen, Fres & Natural EDT Gandeng El Rumi Hadirkan Wangi Segar dan Tahan Lama
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR