Ia mengungkapkan, pada Senin (12/7/2021) hingga Selasa (13/7/2021), saturasi oksigen ayahnya terus menurun.
Akan tetapi, kelangkaan oksigen membuat Helmi dan saudara-saudaranya sempat kesulitan mendapatkan tabung oksigen untuk ayahnya.
Mereka akhirnya bisa mendapatkan tabung oksigen untuk sang ayah pada Selasa (13/7/2021) sekitar pukul 20.30 WIB.
"Akhirnya Papa bisa dioksigen (pakai) tabung kecil yang 8 liter," kata Helmi.
Sekitar pukul 23.30 WIB pada hari yang sama, oksigen 8 liter yang digunakan sang ayah sudah habis terpakai.
"Papa bilang, 'Kok susah napas lagi ya'. Terus cek saturasi ternyata sudah di 40," kata Helmi.
Karena tak mungkin lagi mengisi tabung oksigen di tengah malam, kakak Helmi akhirnya membawa sang ayah ke salah satu rumah sakit di Tegal.
Pada Rabu (14/7/2021) dini hari, sekitar pukul 03.00 WIB, ayah Helmi akhirnya masuk ke ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD).
"Dikasih oksigen, mulai membaik saturasinya. Mulai naik, walaupun belum kembali ke normal, paling enggak sudah lebih enak lah. Sudah bisa bernapas," ujar Helmi.
Selang beberapa jam kemudian, pukul 11.00 WIB pada hari yang sama, sang ayah akhirnya masuk ke ruang isolasi untuk pasien Covid-19.
"Jam setengah satu itu (Papa) masih teleponan sama kakak saya. (Kakak) kasih semangat untuk makan dan minum obat," kata Helmi.
Namun, pukul 13.15 WIB, pihak rumah sakit mengabarkan ke keluarga Helmi bahwa sang ayah mengalami perburukan kondisi.
"Kakak langsung nyamperin ke rumah sakit. Nah ketika telepon (dari rumah sakit) itu maksudnya adalah kondisi sudah dicoba bantu, ditekan dadanya, pertolongan pertama, karena waktu itu napas sudah enggak ada," kata Helmi.
Pada Rabu (14/7/2021) pukul 14.00 WIB, Helmi menerima telepon dari kakaknya, mengabarkan bahwa sang ayah sudah meninggal dunia.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Gabriela Stefani |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR