Melansir dari Healthline.com, kafein dapat dengan mudah melewati plasenta, dan hati bayi yang belum matang mengalami kesulitan untuk memecahnya.
Dengan demikian, bayi lebih mungkin mengalami efek samping dari jumlah kafein yang dianggap aman untuk orang dewasa.
Penelitian menunjukkan bahwa bayi yang terpapar terlalu banyak kafein selama kehamilan mungkin memiliki risiko lebih tinggi untuk lahir prematur atau dengan berat badan lahir rendah atau cacat lahir.
Asupan kafein yang tinggi selama kehamilan juga dapat meningkatkan risiko keguguran atau lahir mati.
Risiko ini tampak minimal ketika ibu hamil membatasi asupan kafein mereka hingga maksimum 300 mg per hari.
Namun, genetika beberapa wanita mungkin membuat mereka lebih sensitif terhadap efek buruk kafein.
Misalnya, penelitian menunjukkan bahwa sebagian kecil wanita ini mungkin memiliki risiko keguguran 2,4 kali lebih tinggi ketika mengonsumsi 100-300 mg kafein per hari.
Source | : | Healthline |
Penulis | : | Riska Yulyana Damayanti |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR