Nakita.id - Jika Moms dan Dads ada gigi mati di rongga mulut sebaiknya segera dilakukan penanganan.
Salah satu penanganan gigi mati yang dapat Moms dan Dads lakukan adalah melakukan perawatan saluran akar gigi.
Perawatan saluran akar gigi ini tanpa perlu mencabut gigi sehingga Moms dan Dads tak usah khawatir.
"Sekarang, dengan perkembangan ilmu dan teknologi kita bisa merawat gigi ini diawetkan, sehingga tidak harus dicabut," ujar Dosen Fakultas Kedokteran Gigi Unpad Anna Muryani dilansir dari Kompas.com.
Lantas, mengapa Moms dan Dads harus segera melakukan penanganan pada gigi mati?
Dari pada penasaran, yuk simak penjelasannya berikut ini.
Tahukah Moms dan Dads kalau kita tidak boleh membiarkan gigi mati karena bisa menimbulkan masalah kesehatan.
Salah satu penanganan gigi mati yang dapat Moms dan Dads lakukan adalah perawatan saluran akar gigi.
Dokter Anna menjelaskan melalui perawatan saluran akar gigi adalah membuat saluran akar kembali bersih atau steril.
Baca Juga: Alasan Penting Moms Perlu Kenalkan Dokter Gigi Pada Si Kecil
Kemudian, perawatan selanjutnya yang dapat Moms dan Dads lakukan seperti menambal atau membuat jaket gigi.
Dampak buruk gigi mati
Moms dan Dads dapat mengenali gigi mati dengan mengetahui ciri-cirinya yaitu perubahan pada warna gigi, muncul lubang, dan keluar rasa tidak nyaman di mulut.
Di sisi lain, gigi mati mengakibatkan bau mulut, bengkak pada gusi, dan memicu rasa sakit.
Dampak buruk pada kesehatan selanjutnya mengakibatkan infeksi sinus.
Tak hanya itu, gigi mati yang dibiarkan juga dapat meyebabkan nanah menyebar, bahkan mengakibatkan bentuk muka asimetris.
Kemudian, gigi mati juga dapat membuat gusi bengkak, kehilangan tulang, lubang gigi yang semakin besar, dan iritasi jaringan lunak.
Di samping perawatan saluran akar, penanganan gigi mati juga dapat dilakukan dengan mencabutnya.
Baca Juga: Si Kecil Sudah Mulai Tumbuh Gigi, Perhatikan Cara Memilih Sikat Gigi yang Tepat Untuk Anak
Anna mengatakan, jika gigi tersebut dicabut, sebaiknya dipasang gigi tiruan agar ke depannya tidak menimbulkan efek buruk, seperti terjadi drifting atau perubahan posisi gigi.
Namun Anna mengaku, gigi tiruan pun tidak dapat ulung menggantikan kondisi gigi asli.
Utamanya saat mengunyah makanan, akan ada sensasi yang berbeda saat memakai gigi tiruan dibandingkan gigi asli.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR