Para peneliti dalam melakukan riset memakai data yang disebut Studi REGARDS (REAsons for Geographic And Racial Differences in Stroke).
Penelitian ini melibatkan 30.000 orang sekitar 3,4 tahun dan dari mereka tidak memiliki masalah memori di awal, 495 orang di antaranya memiliki masalah terkait dengan memori dan gangguan kognitif.
Para peserta ini kemudian dibandingkan dengan 587 orang yang tidak mengalami kesulitan kognitif.
Hasilnya menunjukkan bahwa mereka yang mengalami masalah memori dan gangguan kognitif, 6 persennya merupakan orang dengan golongan darah AB.
Peneliti juga memandang kadar protein darah yang membantu pembekuan darah, yang disebut faktor VIII, tingkat tinggi yang dikaitkan dengan risiko gangguan kognitif dan demensia yang lebih tinggi.
Mereka yang berada dalam penelitian dengan kadar protein yang lebih tinggi memiliki kemungkinan 24 persen lebih besar untuk mengembangkan masalah memori dan gangguan kognitif selama penelitian dibandingkan mereka yang memiliki kadar lebih rendah.
Source | : | Kompas.com,NHS |
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR