Nakita.id - Tahu tidak bahwa memuji anak juga bisa disebut sebagai labelling loh.
Ketika anak melakukan kebaikan, wajar kalau orangtua memberikan pujian kepada anak.
Contohnya di saat ulangan di sekolah kemudian Si Kecil mendapatkan nilai bagus seperti 90 atau 100, maka orangtua akan memberikan pujian.
Pujian-pujian yang kerap orangtua berikan kepada anak seperti 'anak pintar', 'anak baik', 'anak cantik', 'anak rajin', dan lain sebaginya.
Tapi ternyata memuji ini justru bisa tanpa sadar bentuk labelling juga pada anak yang artinya tidak baik untuk tumbuh kembangnya.
Dalam acara kolaborasi Sonora Parenting dengan Nakita.id, David Togatorop, Editor In Chief Nakita.id, menjelaskan kenapa memuji bisa menjadi sebuah bentuk labelling.
David juga menjelaskan bagaimana cara memuji anak yang benar di masa tumbuh kembangnya.
David menjelaskan bahwa ketika orangtua memuji anak dalam satu aktifitas, maka ia akan berpikir bahwa ia tidak mampu pada aktifitas lainnya.
"Kita anak berkembang dia mengalami pertumbuhan berbagai aspek. Jadi jangan dikotak-kotakan dalam satu aspek, ingat kalau dipuji dalam satu aspek saja terus-menerus akan berbahaya," jelas David.
Contohnya anak bagus dalam hal akademis, kemudian orangtua selalu memuji anak di bidang akademis saja misalnya 'kamu hebat nilainya 100', 'kamu hebat ranking 1', dan lain sebagianya.
"Dia akan merasa dia hanya mampu dalam hal itu, dia nggak mampu pada skill lain," jelas David.
Dengan begitu labelling positif ini juga tidak disarankan kepada Si Kecil.
David pun membagikan tipsnya untuk memuji anak yang benar sehingga tidak menjadi label tersendiri.
1. Puji prosesnya
Saat ingin memuji anak, janganlah terlalu fokus pada hasilnya.
Pujilah proses yang sedang dilakukan anak meski belum muncul hasilnya.
"Pujian terhadap proses itu menandakan bahwa kita sebagi orangtua bisa menerima keberhasilan maupun kegagalan yang dilakukan oleh anak," jelas David.
Contohnya Moms melihat anak belajar 2 jam malam ini mengingat besok akan ujian.
Moms bisa memuji bahwa ia sudah berhasil belajar 2 jam untuk memahami materi untuk ulangan besok.
2. Jangan berlebihan
Kemudian untuk memuji anak janganlah berlebihan.
Artinya ketika anak sudah berhasil, berikan tantangan untuk dijadikan motivasi.
"Puji prosesnya, puji nilainya, dan berikan challenge," jelas David.
Dengan begitu ada tantangan untuk membuat anak menjadi lebih baik pada tugas atau aktifitas selanjutnya.
3. Puji juga kegagalannya
"Kegagalan adalah hal yang harus dihadapi oleh semua orang bahkan sangat sangat baik kalau orangtua mempersiapkan mental anaknya sejak kecil," jelas David.
David menjelaskan bahwa orangtua tidak bisa mendampingi anak di setiap kegagalannya.
Dengan tetap memuji anak saat ia gagal akan membuat ia menjadi percaya diri untuk bangkit dari kegagalan saat tidak ada orangtua di sampingnya.
Penulis | : | Gabriela Stefani |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR