Nakita.id - Indonesia sedang mempercepat proses vaksinasi guna menanggulangi pandemi Covid-19.
Pemerintah terus menyuarakan tentang herd immunity atau kekebalan kelompok demi bisa menekan angka infeksi virus corona.
Tapi hal ini rupanya tak semudah membalikkan telapak tangan, mengingat sejumlah masyarakat masih takut melakukan vaksin.
Dilansir dari Tribunnews, Carina Citra Dewi Joe, peneliti wanita Indonesia yang menjadi salah satu pemilik hak paten Vaksin AstraZeneca buka suara untuk menjelaskan bahwa vaksin berguna demi melatih respons dari tubuh.
Agar nantinya pada saat virus datang, sistem imun sudah siap untuk melindungi tubuh.
Carina pun menjamin, bahwa vaksinasi itu aman dan efektif untuk menekan penyebaran Covid-19.
"Intinya vaksin ini untuk melatih respons dari tubuh kita. Jadi pas virus aslinya dateng, jadi udah siap imun sistemnya untuk melindungi tubuh kita."
"Semua vaksin ini aman dan efektif," kata Carina saat berbincang di Live Instagram Desra Percaya bersama Carina Joe, Indra Rudiansyah dan Ganjar Pranowo, Minggu (25/7/2021) kemarin.
Carina mengerti perasaan masyarakat Indonesia yang takut divaksin karena itu merupakan hal yang manusiawi.
Mengingat vaksin Covid-19 ini dibuat secara cepat, yakni hanya dalam waktu satu setengah tahun saja padahal vaksin-vaksin sebelumnya membutuhkan waktu hingga 10 tahun lamanya untuk bisa digunakan masyarakat.
"Sebenarnya saya mengerti si perasaan dari masyarakat, manusiawi sekali. Karena vaksinnya dibuatnya cepat kan, cuma satu tahun setengah sudah jadi."
"Tapi yang vaksin-vaksin sebelumnya, butuh waktu 10 tahun untuk bisa diterima dan digunakan di masyarakat," ungkapnya.
Namun yang ingin ia tekankan adalah pembuatan vaksin yang cepat ini bukan sebuah upaya untuk mengambil jalan pintas.
Seluruh proses pembuatan vaksin dilakukan sesuai dengan prosedur dan aturan yang berlaku.
Kemudian alasan cepatnya waktu pembuatan vaksin ini karena dilakukan secara pararel.
Mengingat vaksin Covid-19 ini sangatlah dibutuhkan supaya pandemi segera berakhir.
"Jadi untuk vaksin-vaksin sebelumnya mereka melakukannya step by step gitu. Kalau yang ini karena emergency, darurat gitu. Jadi semua resource yang ada kita kerahkan untuk membuat vaksin ini. Karena kita tahu ini sangat dibutuhkan sekali, supaya pandemi ini cepat-cepat berakhir," ucapnya.
Menurut Carina, masyarakat harus bisa mengedukasi diri sendiri, apakah vaksin Covid-19 ini bisa berguna atau tidak.
Terlebih menurut Carina, risiko terpapar Covid-19 akan lebih besar jika seseorang tidak divaksin.
"Jadi untuk masyarakat, saya mengerti lah mereka takut, tapi harus edukasi diri sendiri. Apakah vaksin ini berguna untuk saya. Karena resiko terkena Covid akan lebih besar kalau kamu tidak pakai vaksin ini."
"Jadi resiko masuk rumah sakit, resiko kematian akan lebih besar dibanding ketakutan kita sendiri," tegas Carina.
Carina pun menyarankan agar masyarakat mau melakukan vaksinasi.
Karena vaksin Covid-19 ini sudah terbukti efektivitasnya, untuk melindungi seseorang dari paparan Covid-19.
Serta agar pandemi ini bisa cepar berakhir dan masyakat bisa kembali ke aktivitas normalnya.
Dilansir dari Kompas.com, ilmuwan asal Indonesia Carina Joe ini adalah salah satu yang menjadi pemilik hak paten Vaksin AstraZeneca.
Nama lengkapnya Carina Citra Dewi Joe adalah peneliti di Jenner Institute University Oxford.
Ia bertugas memungkinkan vaksin Covid-19 AstraZeneca bisa digunakan di berbagai belahan dunia.
Sejak SMA Carina tertarik dengan bidang bioteknologi khususnya tentang manipulasi genetika.
Namun, karena saat itu di Indonesia masih belum banyak yang membuka studi bidang tersebut, akhirnya Carina melanjutkan studinya ke luar negeri.
Setelah lulus S1 ia ditawari magang di sebuah perusahaan Australia.
Perusahaan itulah yang menawarinya melanjutkan studi hingga meraih gelar PhD untuk mendukung kariernya di bidang penelitian.
Carina Joe kemudian meraih gelar PhD bidang Bioteknologi di Royal Melbourne Institute of Technology, Australia.
Pengalaman di industri bioteknologi membawanya terlibat dalam penelitian vaksin AstraZeneca untuk Covid-19 saat ini.
“Setelah PhD saya, saya melanjutkan magang selama 7 tahun. Karena saya memiliki latar belakang industri, saat melamar ke Oxford postdoc, mereka senang dengan latar belakang industri saya,” katanya dikutip dari unggahan Duta Besar Indonesia untuk Inggris, Desra Percaya, di Instagram resminya @desrapercaya.
Carina Joe pernah bekerja dengan beragam laboratorium cGMP di berbagai negara untuk memperjuangkan transfer teknologi proses produksi vaksin.
(Artikel ini sudah tayang di Gridpop dengan judul: Banyak Masyarakat Indonesia yang Tak Mau Divaksin Covid-19 Lantaran Takut, Begini Pesan Penting dari Ilmuwan Vaksin AstraZeneca Asal Indonesia)
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Source | : | GridPop.ID |
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR