"Menurut anjuran, ibu harus melakukan kontak kulit langsung dengan bayi setelah melahirkan, hingga selesai menyusui untuk pertama kali.
BACA JUGA: Inilah Makanan yang Harus Dijauhi Karena Dapat Merusak Otak Anak
Di satu sisi, inisiasi menyusui dini dan kontak kulit langsung bisa meningkatkan angka keberhasilan menyusui.
Kontak kulit langsung juga dianjurkan selama ibu dan bayi dirawat di rumah sakit.
Namun, dalam masa rawat inap ini pihak medis tidak bisa memberikan pengawasan langsung dan terus-menerus," papar Bass.
Kurangnya pemantauan dan bantuan untuk para ibu dan bayinya bisa meningkatkan risiko terjadinya insiden yang tidak diinginkan.
Contohnya, kondisi Momsyang sangat lelah setelah bersalin dan keterbatasan fisik usai operasi sesar membuatnya tidak bisa bergerak leluasa, sehingga ada kemungkinan bayi terjatuh.
Bila ada pihak kesehatan yang memantau, tentu hal ini bisa dicegah.
BACA JUGA: Sulap Tempe jadi Lezat dalam 30 Menit dengan Tumis Tempe Ebi
Selain itu, posisi bayi saat menyusui juga dapat berbahaya apabila tidak dapat pantauan dari dokter atau perawat.
"Posisi tidur di atas permukaan yang empuk dan hangat bisa membuat asupan oksigen bagi bayi berkurang," kata Bass.
Hal ini dapat terjadi ketika bayi ditidurkan menyamping di tempat tidur ibu agar bisa disusui sekaligus merasakan kontak kulit langsung.
Menurut Bass, insiden seperti ini mirip dengan yang menyebabkan sindrom kematian mendadak pada bayi (sudden infant death syndrome atau SIDS).
Penelitian Bass bersama rekan-rekannya dengan menggunakan data dari Departemen Kesehatan Massachusetts periode 2004-2013 menemukan adanya 57 kasus SIDS yang terjadi pada bulan pertama kehidupan bayi.
Sebanyak 20 kasus terjadi dalam kurun waktu 5 hari pertama usia bayi.
Moms, Yuk Wujudkan Tubuh Sehat di Tahun Baru dengan Kesempatan Emas dari Prodia Ini!
Penulis | : | Gisela Niken |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR