Nakita.id - Pentingnya vaksinasi Covid-19 untuk masyarakat sudah sangat ditekankan oleh pemerintah setempat.
Tak hanya di Indonesia, di beberapa negara di dunia sudah mulai melakukan vaksin.
Bahkan, ada yang capaiannya sudah mencapai 100 persen dan kasus Covid-19 di negara tersebut mulai menurun.
Tak heran jika pemerintah Indonesia kembali menambah target suntikan vaksin Covid-19 bagi masyarakat Indonesia.
Bahkan, kini vaksinasi Covid-19 sudah mulai menyasar anak-anak dengan usia 12-17 tahun.
Sayangnya, masih banyak yang termakan hoaks tentang vaksinasi Covid-19 sehingga banyak pihak yang menolak divaksin.
Tetapi siapa sangka, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menunjukkan fakta baru tentang kekuatan vaksin Covid-19, khususnya di Amerika Serikat.
Dalam penelitiannya, vaksin Covid-19 mampu melindungi pasien dari infeksi mematikan.
Mengutip dari Kompas.com yang melansir dari CNN, lebih dari 99,99 persen orang yang menerima vaksin penuh belum dilaporkan mengalami infeksi Covid-19 yang membuat mereka harus menjalani rawat inap.
Sehingga, belum ada yang terjadi pasien Covid-19 dengan vaksin penuh mengalami kematian atau komplikasi.
Bahkan, pada 26 Juli lalu, CDC melaporkan 6.587 kasus Covid-19 baru dengan angka kematian 1.263.
Saat itu, ada lebih dari 163 juta orang di Amerika Serikat yang sudah mendapatkan vaksinasi Covid-19.
Dari data tersebut, CDC menyimpulkan adanya kekuatan vaksin Covid-19 yang memberi manfaat terhadap perlindungan penyakit parah dan Covid-19.
Menyoroti hal tersebut, CDC kembali menekankan tentang pentingnya vaksinasi Covid-19.
Menurutnya, kekuatan vaksin Covid-19 ini memang sangat efektif mencegah infeksi penyakit serius bahkan kematian akibat Covid-19.
Dari data baru yakni 6.587 kasus Covid-19 terbaru, kurang dari 0,004 persen orang yang mendapat vaksinasi lengkap mengalami infeksi Covid-19 yang memerlukan rawat inap.
Sementara hanya 0,001 persen yang meninggal dunia karena infeksi tersebut.
Dari data tersebut pula, 74 persen kasus terjadi pada orang dewasa berusia 65 tahun atau lebih.
Menurut CDC, sampai saat ini, tidak ada pola tak terduga yang telah diidentifikasi dalam kasus demografi atau karakteristik vaksin di antara orang-orang dengan infeksi terobosan vaksin yang dilaporkan.
Selain itu, CDC juga berbagi penelitian mingguan yang menunjukkan varian Delta menghasilkan jumlah virus yang sama pada orang yang divaksinasi dan tidak divaksinasi jika mereka terinfeksi.
Para pakar kesehatan terus mengatakan bahwa vaksinasi membuat orang lebih kecil kemungkinannya terkena Covid-19 sejak awal.
Baca Juga: Jangan Panik, Ini yang Bisa Anda Lakukan Kalau Terlambat Vaksinasi Covid-19 Dosis Kedua
Akan tetapi bagi mereka yang telah divaksinasi, studi juga menemukan bahwa mereka masih memiliki kecenderungan yang sama untuk menyebarkan virus corona seperti orang yang tidak divaksinasi.
Studi itu juga meyakinkan para pemimpin CDC untuk memperbarui panduan masker badan tersebut pada hari Selasa, yang merekomendasikan agar orang yang divaksinasi penuh juga tetap memakai masker di dalam ruangan.
For the Greater Good, For Life: Komitmen ParagonCorp Berikan Dampak Bermakna, Demi Masa Depan yang Lebih Baik Bagi Generasi Mendatang
Source | : | Kompas.com,CNN |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR