Nakita.id - Tugas utama seroang bidan memang membantu proses persalinan.
Namun, di balik itu ternyata bidan juga menanggung tanggung jawab lain.
Bagaimana tidak? para bidan juga harus berperan dalam menurunkan angka stunting pada anak di Indonesia.
Stunting sendiri merupakan salah satu kondisi dimana perkembangan dan pertumbuhan Si Kecil tidak optimal karena asupan gizi yang didapatkan tidak sesuai atau kurang.
Apabila anak mengalami stunting maka secara fisik akan sangat lemah.
Baca Juga: Angkanya Masih Tinggi di Indonesia, Begini Peran Bidan dalam Penurunan Stunting Pada Anak
Jika kekuatan fisik lemah maka anak mudah terinfeksi berbagai penyakit.
Di Indonesia sendiri angka stunting masih sangat tinggi dan menjadi masalah besar.
Salah satu penyebab utama banyak anak mengalami stunting adalah kurangnya pengetahuan Moms tentang pentingnya memenuhi kebutuhan gizi saat hamil.
Maka dari itu para bidan bertugas untuk memberikan berbagai edukasi pada ibu hamil agar mau memenuhi kebutuhan gizi hariannya dengan baik dan tepat.
"Peran bidan dalam penurunan stunting antara lain memberikan penyuluhan edukasi pemeriksaan ibu hamil dan bayi , balita," kata Bidan Yuli Astuti Setiasih , S,ST,Bdn,MMR, dari Rumah Sakit JIH, Sleman, Yogyakarta, Jawa Tengah dalam wawancara khusus bersama Nakita.id, Rabu, (04/08/2021).
Bidan Yuli juga menjelaskan secara rinci tentang berbagai kegiatan yang dilakukan para bidan dalam usaha menurunkan angka stunting di Indonesia.
Jenis kegiatan yang dilakukan di gerakan 1000 HPK adalah intervensi spesifik dan intervensi sensitif. Intervensi spesifik, kegiatan ini pada umumnya dilakukan oleh sektor kesehatan, bersifat jangka pendek
Jenis-jenis intervensi gizi spesifik adalah sebagai berikut :
1. Ibu hamil
- Suplementasi besi folat
- ANC (Atenatal Care) terpadu
- Pemberian makanan tambahan pada ibu hamil
- Penanggulangan kecacingan pada ibu hamil
- Pemberian kelambu berinsektisida dan pengobatan bagi ibu hamil yang positif malaria
2. Kelompok 0 – 6 Bulan :
- Promosi menyusui (konseling individu dan kelompok)
- IMD (Inisiasi Menyusui Dini)
- ASI Eksklusif
- Kelompok pendukung ASI
3. Kelompok 7 – 23 Bulan
- Promosi menyusui
- Perubahan perilaku untuk perbaikan masa pemberian
– ASI
- Suplementasi Zink
- Zink untuk manajemen diare
- Pemberian Obat Cacing
- Fortifikasi besi
- Pemberian kelambu berinsektisida dan malari
3. Intervensi Sensitif
Berbagai kegiatan pembangunan di luar sektor kesehatan. Sasarannya
adalah masyarakat umum, tidak khusus untuk 1000 HPK.
Namun apabila direncanakan secara khusus dan terpadu dengan kegiatan spesifik, dampaknya sensitif terhadap keselamatan proses pertumbuhan dan perkembangan 1000 HPK. Dampak kombinasi dari kegiatan spesifik dan sensitif bersifat langgeng (“sustainable”) dan jangka panjang.
Intervensi gizi sensitif meliputi :
- Penyediaan air besih dan sanitasi
- Ketahanan pangan dan gizi
- Keluarga Berencana
- Jaminan Kesehatan Masyarakat
- Jaminan Persalinan Dasar
- Fortifikasi Pangan
- Pendidikan gizi masyarakat
- Intervensi untuk remaja perempuan
- Pengentasan Kemiskinan
4. Intervensi Promotif
Intervensi yang dilakukan untuk mensosialisasikan pentingnya kesehatan dan pemberian makanan bayi dan anak.
Si Kecil Tak Mau Tampil? Ini Cara Mengatasi Anak yang Malu Tampil di Depan Umum
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR