"Uji coba ke mana-mana ya bisa aja, tapi rusak alatnya. Bukan positif, tapi rusak alatnya," tegasnya.
Pendapat lain dari ahli patologi klinis dari RSA UNS Surakarta, dr. Tonang Dwi Ardyanto mengatakan bahwa isu tersebut merupakan hoaks yang berulang.
Sebelumnya sempat beredar video sambal cireng yang diteteskan pada alat rapid test antigen dan hasilnya positif.
Baca Juga: Ini Dia 3 Rekomendasi Untuk Memerangi Hoaks Tentang Menyusui Selama Pandemi Menurut Ahli
Kejadian air keran tersebut sama dengan kejadian sambal cireng yang sebelumnya sempat viral.
Tonang mengatakan itu adalah contoh penggunaan alat tes yang tidak pada tempatnya.
Sebelumnya, dia menjelaskan hasil positif pada alat rapid test antigen bisa muncul akibat adanya kandungan pH atau derajat keasaman yang dideteksi oleh alat.
"Sampel yang pas, seperti swab, (jika) sudah diukur pada pH yang tepat (sesuai) tersebut, maka kit bekerja secara seharusnya. Tapi bila kita berikan sampel di luar pH tersebut, maka alat akan rusak. Akibatnya seolah-olah positif," papar dia.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | kompas,YouTube |
Penulis | : | Riska Yulyana Damayanti |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR