Nakita.id - Semua orang Indonesia pasti sudah tidak asing lagi dengan daun kemangi.
Sebagian orang Indonesia memanfaatkan daun kemangi sebagai lalapan atau sayuran mentah pendamping makan olahan makanan yang digoreng.
Daun kemangi ini memiliki wangi yang khas membuat orang-orang rileks ketika menciumnya.
Saking enaknya bau kemangi, Moms sering memanfaatkannya untuk pengharum ruangan.
Tapi baru ini ada tren tentang minum air rebusan daun kemangi.
Bukan tanpa alasan, minum air rebusan kemangi ternyata ada manfaatnya.
Bahkan sudah banyak peneliti yang menemukan manfaat air rebusan daun kemangi.
Meski manfaat air rebusan daun kemangi sudah tidak diragukan lagi, tapi orang-orang dengan kondisi kesehatan seperti tidak disarankan minum air rebusan daun kemangi.
Bukannya mendapatkan manfaatnya, orang dengan kondisi kesehatan seperti ini justru akan mendapat dampak buruk dari air rebusan daun kemangi.
Mengutip dari Web MD, orang yang tidak boleh minum air rebusan daun kemangi adalah:
Darah rendah
Orang yang pertama yang tidak boleh minum air rebusan daun kemangi adalah orang-orang yang memiliki riwayat darah rendah.
Karena minum air rebusan daun kemangi bisa menimbulkan pendarahan bagi orang-orang yang memiliki darah rendah.
Minum air rebusan daun kemangi memang baik untuk orang yang memiliki riwayat darah tinggi atau hipertensi, tapi tidak untuk orang yang memiliki riwayat darah rendah.
Jadi, jangan coba-coba meminumnya.
Kanker hati
Kedua, orang yang mengidap penyakit kanker hati tidak boleh minum air rebusan daun kemangi.
Ini karena daun kemangi memiliki kandungan minyak yang bernama estragole.
Estragole adalah bahan kimia yang dapat meningkatkan risiko terkena kanker hati.
Ibu menyusui
Terakhir, ibu menyusui tidak disarankan minum air rebusan daun kemangi.
Karena minyak daun kemangi yang bernama estragole.
Air susu ibu nantinya akan tercampur dengan estragole dan tentu saja bisa membahayakan nyawa Si Kecil dan Moms.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | web md,Very Well Health |
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR