Nakita.id - Sebagian orangtua beranggapan, bayi harus minum air putih setelah minum ASI.
Padahal bayi di usia 0-6 bulan sangat berbahaya jika mengonsumsi air putih.
Normalnya, Si Kecil bisa diberikan setelah menginjak usia 6 bulan.
Kok bisa?
Ya, meski sekadar air putih, minum air putih tidak bermanfaat bagi bayi yang masih berusia 0-6 bulan.
Bayi hanya butuh ASI di usia 0-6 bulan.
Jangan khawatir ia tidak tercukupi kebutuhan cairannya.
BACA JUGA: Dulu Diselamatkan Seekor Anjing dari Sampah, Kini Bayi ini Tumbuh Lucu
Ia belum memerlukan makanan dan minuman tambahan, termasuk air putih.
Air putih tidak sekadar sia-sia, tapi juga berisiko membahayakan kesehatan si kecil.
Mulai berisiko menyebabkan diare dan memperberat fungsi ginjal.
Bahkan, air putih juga berisiko menyebabkan keracunan.
Kelebihan air di perutnya akan menyebabkan ia kehilangan nutrisi penting dari ASI.
Kondisi ini juga menyebabkan pasokan ASI yang ia konsumsi jadi berkurang.
BACA JUGA: Sulap Tempe jadi Lezat dalam 30 Menit dengan Tumis Tempe Ebi
Mikroorganisme, mineral dan zat lain juga dapat merusak sistem pencernaan bayi.
Selain itu, zat ini juga dapat merusak bakteri baik dari sistem pencernaannya.
Jika air diberikan berlebihan Si Kecil sangat mungkin mengalami ketidakseimbangan elektrolit dan membuat bayi menjadi sakit.
BACA JUGA: Intip Yuk, Potret Cantiknya Adik Shaheer Seikh yang Berprofesi Dokter
Selain itu, air putih juga memberi dampak ginjal pada bayi.
Ginjal bayi 0-6 bulan belum berfungsi dengan baik, sehingga jika ia diberi air putih dalam jumlah banyak maka air seni akan membawa keluar elektrolit dalam darah, misalnya natrium atau sodium, yang sebenarnya berguna bagi tubuh untuk proses metabolisme.
Jika kekurangan natrium/sodium, bayi berisiko mengalami kejang, karena kehilangan sodium dapat memengaruhi aktivitas otak.
Semakin banyak elektrolit yang "terbuang", semakin banyak risiko negatif yang dapat dialami.
Alhasil, kalau bayi mengeluarkan banyak elektrolit dari semua organ tubuhnya, baik jantung, ginjal, paru-paru, maka aktivitas otak dapat terganggu.
Gejalanya, bisa berupa suhu tubuh rendah hingga kejang-kejang.
Serunya Van Houten Baking Competition 2024, dari Online Challange Jadi Final Offline
Penulis | : | Gisela Niken |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR