Nakita.id - Seorang ibu akan berjuang melakukan apapun untuk anak-anaknya.
Bahkan saat melahirkan, ia harus bertarung antara hidup dan mati agar anaknya bisa lahir ke dunia.
Tetapi yang dilakukan oleh keempat anak Cicih ini tak sebanding dengan yang pernah dikorbankan Cicih saat melahirkan dan membesarkan mereka.
Cicih yang usianya sudah 78 tahun digugat oleh keempat anak kandungnya.
Ia digugat oleh keempat anaknya dengan total gugatan mencapai Rp 1,8 miliar.
Empat anak kandung yang menggugatnya tersebut adalah anak dari pernikahan Cicih dengan almarhum S Udin (80).
BACA JUGA: Seorang Nenek Dihukum Akibat Menebang Pohon, Alexandra Gottardo Ingin Lakukan Ini
Cicih mengaku kaget saat menerima panggilan pengadilan.
Cicih digugat keempat anak kandungnya karena dituduh menjual tanah yang diwariskan suaminya tanpa sepengetahuan anak-anaknya.
Padahal sebelumnya Cicih sempat mendatangi anaknya untuk mengomunikasikan hal tersebut.
"Sebelum saya jual, ibu sebagai orangtua mendatangi anak-anak ibu. Ibu datangi Aji Rusbandi, tapi saat itu tidak ada, Ibu hanya ketemu dan bicara sama istrinya. Ibu juga datangi Ai Sukawati, dan dia mempersilahkan rumah itu dijual. Tidak ada masalah, tapi Ibu malah digugat," kata Cicih yang ditemui Kompas.com di kediamannya, Rabu (21/2/2018).
Adapun tanah yang dijual tersebut merupakan haknya sebagai pewaris. Cicih mendapatkan warisan itu dari suaminya.
Ia pun lantas memperlihatkan bukti surat waris dari almarhum suaminya yang ditandangani di atas materai pada 4 Januari 2006, dengan saksi ketua RT dan RW setempat yang juga ikut membubuhkan tanda tangannya dalam surat waris tersebut.
Sebidang tanah yang dijual Cicih seluas 91 meter persegi dari luas 332 meter persegi yang menjadi haknya.
Tanah tersebut dijual Cicih kepada seorang bidan yang sebelumnya mengontrak di rumahnya.
BACA JUGA: Nenek Ini Rela Tempuh Perjalanan 24 Km, Demi Cucunya Bisa Bersekolah
Hal tersebut terpaksa dilakukan Cicih lantaran dirinya membutuhkan uang untuk kebutuhan hidup sehari-hari.
Pasalnya ketika suaminya meninggal, Cicih hanya mengandalkan uang pensiun sebesar Rp 1,2 juta dan uang dari hasil kontrakan untuk kebutuhan hidupnya.
Uang itu pun tak digunakan sendiri, melainkan juga untuk mengurusi keempat cucunya yang tinggal bersamanya, juga merevasi rumah lainnya, dan membayar hutang.
"Awalnya ibu Iis ini ngontrak, tapi karena ibu perlu uang untuk kebutuhan sehari-hari dan kebetulan ibu bidan (Ibu Iis) butuh tempat juga ya sudah akhirnya di-acc, dijual sama ibu ke ibu Iis seharga Rp 250 juta. Rumah yang dijual itu yang di depan ini," katanya.
"Uangnya tidak semua saya makan, tapi buat renovasi rumah buat anak ibu, biar setelah ibu tidak ada nanti mereka punya tempat tinggal. Juga membiayai cucu-cucu saya. Ada empat cucu yang tinggal di sini, yang satu bahkan sampai lulus SMK dan ada juga yang dari bayi. Semuanya saya rawat. Karena kalau mengandalkan uang pensiun tidak akan cukup, pakai listrik saja mungkin sudah habis," jelasnya.
BACA JUGA: Tega! Ibu Ini Seret Anaknya Pakai Sepeda Motor Sampai Terluka Parah
Cicih mengaku sedih atas sikap anak-anaknya yang menggugat ibunya sendiri. Kendati demikian, Cicih tetap menerima gugatan tersebut dengan lapang dada.
"Sedihnya itu mengkhawatirkan sama anak ibu, takutnya ibu kelepasan bicara atau gimana yang menjadi apa-apa kepada anak ibu. Ibu itu menjaga itu saja. Ibu memaafkan, kalau sayang tetap sayang, enggak ada dendam," tuturnya.
Setiap hari Cici malah berdoa kepada Tuhan untuk kesehatan dan kelancaran rezeki anak-anaknya tersebut.
"Enggak sakit hati, saya hanya terus berdoa setiap waktu meminta kepada Allah agar (anak-anak) disolehkan, dan dilancarkan rizkinya, sehat dan selamat. Makanya saya maafkan," katanya.
Cicih berharap, ke depannya, ia dan anak-anaknya bisa kembali berkumpul bersama dan hidup harmonis.
"Ibu pengin harmonis bagaimana caranya dengan anak, seperti anak dan ibu," katanya.
BACA JUGA: Dulu Diselamatkan Seekor Anjing dari Sampah, Kini Bayi ini Tumbuh Lucu
(Artikel ini pernah dimuat di Kompas.com dengan judul Cerita Nenek Cicih Jual Tanah demi Hidup dan Digugat 4 Anak Kandungnya)
Taro dan AGLXY, Hadirkan Semangat Eksplorasi dan Keberanian Masa Kecil Lewat #ReigniteYourInnerChild
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR