Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Inherited Metabolic Disease, vitamin B6 dapat digunakan sebagai suplemen untuk membantu gejala depresi.
Namun, penting untuk dicatat bahwa kita tidak bisa mendapatkan kadar B6 yang cukup besar hanya dalam paprika saja.
Jadi, paprika saja tidak boleh digunakan sebagai sarana untuk mengobati depresi.
Mengurangi lemak tubuh
Paprika, khususnya paprika merah, mengandung senyawa alami yang disebut capsanthin.
Senyawa ini menciptakan warna merah pada makanan dan juga dapat ditemukan pada cabai rawit, cabai, dan paprika.
Para ilmuwan mulai menemukan bahwa konsumsi capsanthin dapat membantu peradangan dan penurunan berat badan.
Satu studi yang ditemukan di Food Research International menggunakan tikus untuk mempelajari efek capsanthin pada penurunan berat badan.
Tikus dalam penelitian tidak hanya mengalami penurunan berat badan, tetapi kadar glukosa dan kolesterol mereka menurun secara signifikan.
Menurunkan tekanan darah
Pada paprika, mengandung pigmen warna alami yang disebut quercetin.
Quercetin merupakan bagian dari flavonoid yang berperan sebagai antioksidan kuat dalam tubuh.
Pigmen ini dikenal memiliki banyak efek kesehatan termasuk anti-inflamasi, melawan sel kanker, mengurangi risiko penyakit jantung, dan menurunkan tekanan darah.
Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan Journal of Pharmacology, quercetin bisa menurunkan tekanan darah sekitar 23 persen hanya dalam waktu 5 minggu.
For the Greater Good, For Life: Komitmen ParagonCorp Berikan Dampak Bermakna, Demi Masa Depan yang Lebih Baik Bagi Generasi Mendatang
Source | : | Eat This |
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR