Nakita.id - Bila Moms sedang hamil, biasanya akan mendapatkan beragam anjuran berupa mitos vs fakta kehamilan.
Anjuran dan pantangan seputar kehamilan yang diyakini masyarakat sejak turun temurun perlu diketahui apakah itu adalah fakta atau hanya mitos belaka.
Bagi Moms yang melek teknologi, kini mudah mencari informasi kebenaran mengenai suatu anjuran atau pantangan yang selama ini jadi mitos vs fakta.
Salah satu hal yang beredar di masyarakat adalah larangan bagi ibu hamil menangis atau merasa sedih karena bisa mempengaruhi kondisi janin dalam kandungan.
Benarkah anggapan tersebut?
Melansir Healthline, Moms hamil yang mengalami berbagai emosi dari kebahagiaan hingga kesedihan adalah hal wajar.
Suasana hati yang jadi lebih sensitif selama hamil ini dipengaruhi oleh perubahan hormon kehamilan.
Jadi, sangat normal bila Moms tiba-tiba menangis untuk masalah kecil saat sedang hamil.
Setiap perempuan berbeda, ada yang sering menangis sepanjang kehamilan ada juga yang hanya menjadi sensitif di trimester pertama.
Menangis pada trimester pertama bukanlah hal yang aneh, mengingat saat inilah terjadi perubahan sekresi hormon.
Tingkat estrogen dan progesteron yang lebih tinggi selama trimester pertama jadi penyebab perubahan suasana hati ini.
Terlebih, kehamilan adalah momen besar dalam hidup.
Menangis selama trimester pertama mungkin disebabkan oleh apa pun, mulai dari kebahagiaan yang ekstrem hingga kecemasan atau ketakutan bahwa sesuatu akan terjadi pada bayinya.
Lalu, bagaimana bila Moms hamil masih mudah menangis pada trimester kedua dan ketiga?
Ini wajar terjadi mengingat pada trimester kedua dan ketiga juga terjadi pergeseran hormon.
Moms tak perlu khawatir karena umumnya Moms hamil yang menangis tidak akan membahayakan janin dalam kandungan.
Meski begitu, Moms bisa berusaha mengurangi perasaan yang sensitif dengan cara:
Namun, bila tangisan Moms hamil dikarenakan depresi maka perlu segera ditangani karena bisa berdampak negatif pada kehamilan.
Sebuah studi tahun 2006 menunjukkan bahwa masalah kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi selama kehamilan bisa meningkatkan peluang melahirkan bayi prematur dan berat lahir bayi rendah.
Beberapa ciri Moms yang mengalami depresi adalah tidak merawat diri, tidak makan cukup, enggan memeriksakan kandungan, dan terus di tempat tidur malas bergerak.
Bila Moms mengalami hal tersebut, jangan sungkan untuk memeriksakan diri ke ahlinya. Ingat, depresi sama sekali bukan kesalahan, depresi perlu segera diatasi.
Source | : | Healthline |
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR