Nakita.id – Semenjak adanya Pandemi Covid-19 beban para orang tua pun menjadi bertambah.
Bagaimana tidak? orang tua juga harus mampu berperan sebagai guru untuk anak-anaknya di rumah.
Karena semenjak adanya pandemi Covid-19 kegiatan belajar dan mengajar pun harus dilakukan secara jarak jauh atau PJJ.
Awalnya sebagian besar orang tua merasa keberatan dan kesulitan mendampingi anaknya PJJ.
Namun lambat laun kini banyak orang tua yang sudah terbiasa, begitu juga dengan anak yang sudah mampu menikmati proses PJJ nya.
Akan tetapi di balik itu Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menilai bahwa proses PJJ yang selama ini dilakukan mendatangkan dampak negatif.
Kebanyakan orang tua justru tega melakukan kekerasan selama mendampingi anaknya PJJ di rumah.
Kekerasan yang dilakukan bisa secara fisik dan verbal Moms yang tentu saja bisa melukai fisik dan mental anak.
Karena hal tersebut lah Menteri Nadiem Makarim meminta agar PJJ bisa segera digantikan dengan PTM (Pembelajaran Tatap Muka) terbatas.
Pasalnya jika tidak sesegera mungkin dilakukan PTM dikhawatirkan semakin banyak anak mendapatkan kekerasan dari orang tua, atau pun keluarganya.
Menurut Firesta Farizal, M.Psi, seorang Psikolog Klinis Anak dan Direktur Klinik Psikologi Mentari Anakku, mengatakan ada berbagai faktor yang bisa membuat orang tua tega melakukan kekerasan pada anaknya selama proses PJJ di rumah.
Baca Juga: Sudah Hampir 2 Tahun Berjalan, Rupanya Ini Tantangan Terbesar yang Dialami Para Guru Selama PJJ
Firesta mengatakan, Pandemi Covid-19 merupakan suatu kondisi yang tidak mudaj untuk dilalui oleh setiap orang terutama orang tua dan anak.
“PJJ ini kan terjadi dimana kita sedang dalam masa pandemi Covid-19 yang sudah 1,5 tahun dijalani. Ada di dalam kondisi pandemi tentu bukan hal yang mudah, baik untuk orang tua, maupun untuk anak,” kata Firesta dalam wawancara bersama Nakita.id, Rabu (25/08/2021).
Firesta juga menjelaskan bahwa banyak sekali faktor yang bisa memicu stress para orang tua di tengah pandemi Covid-19.
“Situasi pandemi ini adalah situasi yang penuh tantangan, banyak orang tua yang kehilangan pekerjaan. Banyak yang kehilangan keluarga, banyak juga yang sakit, jadi banyak sekali stressor atau hal-hal yang bisa memicu stres, atau memicu kondisi fisik maupun mental tidak terlalu fit, kita juga harus berhadapan dengan segala hal yang membuat kita takut, cemas, khawatir terhadap kesehatan, khawatir terhadap keberlangsungan hidup, khawatir keamanan keluarga,” tambahnya.
Karena banyaknya hal yang bisa membuat orang tua stress maka merka tidak mampu meregulasi emosinya dengan baik dan akhirnya banyak yang tidak sadar melakukan kekerasa pada anak.
“Setiap dari kita punya tantangan tersendiri berhadapan dengan situasi pandemi Covid-19. Di kondisi yang tidak mudah ini, dan sangat rentan terhadap stres sehingga mungkin ada beberapa orang tua yang kesulitan meregulasi emosinya karena sedang dalam tekanan yang cukup berat. Kondisi orang tua sedang rentan secara psikologis, sehingga sulit meregulasi emosi, sehingga sangat mungkin terjadi kekerasan pada anak,” tutup Firesta.
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR