Nakita.id - Moms mungkin pernah mendengar istilah hamil anggur.
Hal apa sih yang bisa menyebabkan seseorang mengalami hamil anggur?
Istilah hamil anggur atau secara medis disebut mola hidatidosa atau kehamilan molar, merupakan kelainan kehamilan yang disebabkan oleh masalah yang terjadi saat proses fertilisasi.
BACA JUGA: Mengira Telah Meninggal 10 Tahun lalu, Ibu ini Menemukan Anaknya di Pinggir Jalan
Kelainan itu berupa pertumbuhan abnormal berlebih dari sel-sel plasenta atau ari-ari yang berbentuk gelembung-gelembung seperti buah anggur.
Kehamilan molar biasanya membentuk bagian plasenta, namun tidak membentuk janin.
Hal ini dapat terjadi karena sperma membuahi sel telur yang kosong.
Karena telurnya kosong, menyebabkan tidak ada janin yang terbentuk.
BACA JUGA: 7 Artis yang Pacaran Lama Tapi Nggak Berakhir di Pelaminan, Nomor 6 Mau Jagain Jodoh Orang Bang?
Plasenta tumbuh dan menghasilkan hormon kehamilan, hCG, dan saat melakukan tes kehamilan akan menghasilkan hasil positif.
Saat diperiksa dengan ultrasonografi (USG) akan menunjukkan bahwa tidak ada janin, melainkan hanya plasenta saja.
Dilansir dari americanpregnancy.org, kehamilan molar jarang terjadi, hanya ada 1 dari setiap 1.000 kehamilan di dunia.
Namun di Indonesia angkanya cukup banyak yakni 1 dari 40-400 kehamilan.
Memang, tidak semua hamil anggur tanpa pertumbuhan janin, dalam persentase kecil, hamil anggur bisa juga disertai pertumbuhan janin.
Keadaan ini disebut hamil anggur parsial, dimana janin yang tumbuh umumnya disertai kelainan atau cacat.
Hamil anggur ini tidak bisa dibiarkan, harus segera mendapat tindakan.
Hamil anggur merupakan kehamilan bersifat abnormal sehingga harus segera dikeluarkan dari kandungan.
Bila tidak, hamil anggur bisa menyebabkan komplikasi, antara lain perdarahan, infeksi dan kanker.
Lalu perempuan dengan ciri seperti apa yang berisiko tinggi mengalami kehamilan anggur?
1. Perempuan yang berasal dari Meksiko, Asia Tenggara (termasuk Indonesia), dan Filipina.
2. Perempuan kulit putih di Amerika Serikat berisiko lebih tinggi daripada wanita kulit hitam.
3. Perempuan berusia di atas 40 tahun.
4. Perempuan yang pernah mengalami kehamilan mola sebelumnya.
5. Perempuan dengan riwayat keguguran.
Solusi kehamilan seperti ini, Moms harus rajin-rajin konsul ke dokter sesuai yang dianjurkan.
Sehingga saat dokter mendeteksi adanya kehamilan Mola, Moms bisa segera mendapatkan penanganan terbaik secara medis.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Nia Lara Sari |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR