Dilansir dari Standford Children's Health, seiring pertumbuhan dan perkembangannya, anak akan lebih mudah terpengaruh dari apa yang mereka lihat dan dengar.
Terutama, di era ketika media digital sudah bisa untuk dimiliki sebagian besar keluarga.
Anak-anak kebanyakan tidak lagi menonton melalui TV dan akan lebih tertarik dengan serial animasi di YouTube.
Serial atau film bertemakan anak-anak sarat akan nilai-nilai kehidupan yang pas untuk diajarkan sesuai dengan umurnya.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh peneliti Linda Jones Rufer, MD dari University of Pennsylvania, film bisa menstimulasi emosi.
Melalui emosi yang distimulasi oleh sang sutradara film, anak bisa terpengaruh perilaku dan cara berpikirnya.
Karakter-karakter yang ditampilkan di dalam film biasanya menumbuhkan empati.
Dari empati inilah, anak-anak sebagai penonton bisa seakan merasakan apa yang dirasakan oleh karakter tersebut tanpa harus mengalaminya secara langsung.
Misalnya, melalui film anak-anak Finding Dory, penonton diajak untuk berempati pada Dory si ikan biru yang mencari orang tuanya.
Tanpa harus mengalaminya, dari perilaku Dory kita sudah dapat memahami bahwa ia rindu kasih sayang orangtuanya sehingga berusaha untuk menemukan mereka.
Ada nilai yang bisa didapat dari cara kita berempati terhadap tokoh dalam film tersebut.
Film anak-anak biasanya menyampaikan hal-hal yang positif.
Dari sini anak bisa kita ajak untuk mengevaluasi kembali bagaimana sikap atau sifat yang dimiliki oleh sang tokoh.
Apakah tokoh untuk mencapai tujuannya dalam film tersebut dengan berusaha keras, rela berkorban, dan lain-lain.
Anak akan senang belajar mengenai nilai moral yang positif dengan cara yang menyenangkan juga.
Source | : | CBC.CA,Standford Children's Health,Film Inquiry,Pittsburgh Parent |
Penulis | : | Amallia Putri |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR