Nakita.id - Wacana masyarakat untuk berhenti merokok tampaknya masih jauh dari harapan, apalagi dengan rokok elektrik yang kian laris di pasaran.
Dioperasikan dengan baterai, rokok ini bahkan dinilai lebih sehat dibandingkan rokok konvensional yang sudah jelas memiliki dampak negatif.
Tidak adanya asap yang dikeluarkan, membuat penggunanya merasa lebih aman dibanding mengisap rokok biasa.
Oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO), rokok elektrik disebut sistem pengiriman nikotin secara elektronik karena memberikan nikotin dalam bentuk uap sehingga dikenal dengan sebutan Electronic Nicotine Delivery System (ENDS).
Untuk menghasilkan uap, rokok elektrik diisi dengan cairan yang mengandung nikotin, propilen glikol, penyedap untuk mensimulasikan rasa tembakau, dan air.
Yang membedakan dengan rokok biasa, rokok elektrik tidak mengandung tar berbahaya dan zat aditif kimia beracun.
Alat ini sebenarnya dirancang untuk memberikan nikotin namun tanpa membakar tembakau, sehingga tetap memberikan sensasi merokok pada penggunanya.
Namun apakah iya rokok yang akrab disebut vape ini benar-benar aman untuk kesehatan?
BACA JUGA: Meski Mudah Cemas, Perempuan Ternyata Lebih Merasa Puas pada Kehidupan
Penelitian terbaru menyebutkan, uap yang dihasilkan rokok elektrik menghasilkan zat beracun yang kadarnya membahayakan kesehatan para penggunanya.
Penelitian yang dilakukan di Johns Hopkins Bloomberg Health School menemukan, tingkat kandungan logam yang ada dalam uap rokok elektrik ternyata telah melampaui batas aman.
Populer di kalangan masyarakat, rokok elektrik mengandung timbal dan kromium yang beterbangan di udara saat koil vape mulai panas.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Erinintyani Shabrina Ramadhini |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR