Nakita.id - Bagi kebanyakan wanita, memiliki kuku yang sehat, bersih, rapi dan indah merupakan sebuah impian.
Untuk memiliki kuku yang sehat, tentu harus dilakukan perawatan yang rutin.
Sebagian besar wanita pun biasanya rutin pergi ke salon untuk merawat kukunya.
Bahkan, banyak juga kaum wanita yang mewarnai kukunya dengan kuteks.
Ditambah lagi, saat ini, kuteks sudah tersedia dengan berbagai warna.
Kuku yang dipakaikan kuteks memang akan terlihat lebih indah.
Biasanya para wanita menggunakan kuteks saat sedang ada acara atau pun sedang datang bulan.
Pasalnya, di agam Islam sendiri, penggunaan kutek menjadi sesuatu yang dilarang karena membuat ibadah salat tidak sah.
Namun, saat ini, sudah banyak juga kuteks yang bisa dipakai meski sedang menjalankan ibadah salat.
Karena kuteks tersebut dibuat dengan cat yang bisa menyerap air.
Baca Juga: Cat Kuku Mengandung Bahan Berbahaya. Teliti Sebelum Membeli!
Sebagian wanita yang gemar mewarnai kukunya, tentu akan sering berganti-ganti warna kuteks.
Akan tetapi, yang jadi permasalahan adalah, banyak sekali yang asal-asalan ketika membersihkan kuteks dari kukunya.
Ya, banyak orang yang memiliki kebiasaan mengopek sisa-sisa kuteks di kukunya.
Padahal, kebiasaan tersebut sangat berbahaya bagi kesehatan kuku.
Menurut pemilik salon khusus kuku dan terapis berpengalaman Charlotte Every melansir dari Kompas.com, mengopek sisa kuteks bukan cuma menghilangkan kuteks, tapi juga lapisan atas kuku.
“Kebiasaan ini akan merusak dan membuat kuku jadi rapuh,” kata Every.
Lapisan kuku yang rusak akan memiliki tekstur yang rapuh dan menyebabkan timbul bercak putih.
Baca Juga: Lenyapkan Kerak Kloset Dalam Sekejap Dengan Soda, Cuka Putih, dan Kuteks
Selain itu, kuku juga lebih gampang pecah-pecah atau retak.
Bila kuku jadi kering, bersisik dan retak, kuteks biasa tidak akan cukup untuk menutupinya.
“Jika ini yang terjadi, kuku harus dirawat dengan minyak khusus agar lembut lagi. Lain kali, gunakan metode yang benar untuk menghilangkan sisa kuteks,” tutupnya.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR