Nakita.id - Hal yang umumnya ada di setiap pikiran orangtua adalah kesehatan anak.
Menjaga kesehatan anak dipengaruhi oleh banyak faktor, mulai dari kebiasaan di rumah, lingkungan, hingga cuaca.
Dibandingkan dengan orang dewasa, anak-anak memang lebih mudah terserang penyakit.
Sebab, sistem kekebalan tubuh di usia tersebut belum terbentuk dengan sempurna.
Tidak heran, ada banyak anak yang mudah tertular penyakit apalagi saat pandemi seperti saat ini.
Lalu, bagaimana cara merawat anak agar tetap sehat di tengah pandemi?
Diwawancarai Nakita.id pada Rabu (8/9/2021), Dokter Spesialis Anak, dr. Yulia Hernawati, Sp.A dari RSIA Citra Ananda, mengatakan cara merawat anak agar tetap sehat di tengah pandemi, yaitu dengan memenuhi kebutuhan dasar anak.
"Secara umum, memenuhi kebutuhan dasar anak itu ada tiga, yaitu asas, asih, dan asuh," kata dr. Yulia.
Dalam kebutuhan dasar anak, yang perlu dipenuhi secara asuh adalah kebutuhan nutrisi.
Yaitu, pemberian nutrisi mulai dari dalam kandungan Moms sampai lahir.
"Setelah anak lahir, memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan, kemudian kita lanjut ASI dan MPASI dengan gizi seimbang," ungkap dr. Yulia.
Selain nutrisi, kebutuhan asuh lainnya adalah memenuhi jadwal imunisasi yang sudah ditentukan.
Menjaga kebersihan, bermain aktivitas fisik, dan tidur untuk pertumbuhan dan perkembangan anak juga merupakan kebutuhan asuh.
"Kemudian, pelayanan kesehatan. Jadi, apabila anak sakit, maka orangtua harus segera ke pelayanan kesehatan di Puskesmas, rumah sakit, atau praktik dokter," jelas dokter Yulia.
Kebutuhan dasar selain asuh adalah asih. Moms bisa memberikan asih kepada anak berupa kasih sayang kepada anak.
"Anak akan merasakan aman, nyaman, diperhatikan, kemudian diberi contoh dibantu, didorong, dimotivasi, dan dihargai, serta didik," ujar dr. Yulia.
Terakhir, kebutuhan dasar anak yang harus Moms dan Dads penuhi adalah asah.
Kebutuhan asah ini perlu Moms lakukan stimulasi sejak bayi masih dalam kandungan sampai berusia dua tahun.
"Ada miliaran sel-sel otak yang harus kita rangsang supaya hubungan antara otak atau sinaps itu tambah banyak," kata dr. Yulia.
"Tidak ada rangsangan pada anak, sinaps-sinaps pada sel otak akan sedikit," pungkasnya.
Jadi, dengan membuat banyak rangsangan, perlu dilakukan pula pendidikan atau latihan serta nutrisi yang bagus. Dengan begitu, anak pun akan menjadi lebih cerdas.
Baca Juga: Si Kecil Susah Minum Air Putih? Bisa Pakai Solusi Ini Biar Anak Tetap Sehat dan Jauh dari Penyakit
Penulis | : | Lolita Sianipar |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR