Meski Si Kecil belum terlalu mahir untuk berbicara, Moms bisa mengajaknya berkomunikasi.
Moms bisa bertanya hal apa yang menyebabkan dirinya bersedih, dengan begitu Moms lebih mudah mengatasi anak tantrum dan memberitahu bahwa menghentikan pemberian ASI pada usianya saat ini penting dilakukan.
"Bila anak sudah bisa berkomunikasi, kita kasih tenang dahulu, kemudian kita komunikasikan lagi kenapa dia harus disapih," imbuhnya.
Dokter Dewi mengimbau bahwa menyapih anak tak bisa dijalani hanya dengan Moms seorang diri.
Tentu saja perlu dukungan dan pertolongan orang-orang terdekat, seperti keluarga.
Melibatkan keluarga dalam proses menyapih anak diharapkan bisa mempermudah proses menyapih pada anak.
"Kita bisa meminta tolong oma, opa, kakak atau pengasuh untuk menggendong sementara sampai tenang, kemudian baru dikasih ASI yang diperah," imbuhnya.
Namun, jika segala cara dan upaya telah dilakukan dan anak masih tetap tantrum, jadi lebih baik Moms merencanakan ulang proses menyapih dan menunggu hingga kondisinya lebih siap.
"Bila semuanya tidak berhasil, anak tantrum tidak karuan terpaksa proses menyapih hari itu kita berhenti, kita kembalikan ke ASI. Jadi, kita tidak paksakan di hari itu, tapi besok kita coba lagi. Karena ini proses mengubah perilaku, jadi jangan sampai kita paksa dan anak merasa trauma," pungkas dr. Dewi.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR