Nakita.id - Setelah anak mulai memasuki masa MPASI, Moms mungkin akan disibukkan dengan fase terbaru, yakni fase menyapih.
Menyapih merupakan ketika Si Kecil sudah tidak lagi menyusu secara langsung melalui payudara ibu.
Menyapih anak bukanlah hal yang mudah.
Moms mungkin perlu sabar untuk menghadapi tantangan demi tantangan saat sedang menyapih.
Salah satunya adalah ketika anak mulai rewel bahkan tantrum ketika disapih.
Mungkin Moms akan bingung dan merasa tak tega, apakah harus melanjutkan atau menggagalkan proses menyapih ini.
Menyapih anak merupakan tahapan baru yang harus dilalui oleh Moms dan juga Si Kecil.
Tak ada cara menyapih yang instant, yang bisa langsung diterima begitu saja.
Menurut Yuan Yovita Setiawan, S.Psi., M.Psi Konselor Psikolog @awalmula.sub, tantrum saat sedang disapih merupakan cara anak menunjukkan ketidaknyamanannya.
Moms mungkin akan merasa tak tega dan bahkan mengecap diri sendiri sebagai orangtua yang jahat, padahal menyapih anak adalah cara terbaik agar Si Kecil bisa mendapatkan nutrisi lebih selain dari ASI.
"Tantrum sendiri ini adalah proses anak untuk menyesuaikan diri, dari kenyamanan menuju ketidak nyamanan yang sebenarnya baik untuk dia, karena kalau kita terus menerus memaksakan diri untuk menyusui padahal kan mungkin ada faktor lain yang memengaruhi proses menyusui kadang mungkin asinya tak keluar," ucap Yuan dalam wawancara eksklusif bersama Nakita.id, Jumat (17/9/2021).
Saat sedang tantrum, Moms dan Dads perlu mendampingi anak, agar mereka bisa mudah menyesuaikan dirinya ke dalam kebiasan baru yang dianggap kurang menyenangkan ini.
"Ketergantungan anak untuk ASI itu kan memang harus dikurangi seiring juga berjalannya waktu dan pertumbuhannya dia, ada gizi-gizi lain yang tidak didapatkan dari ASI sehingga tantrum ini ketika disikapi oleh orangtua dengan baik maka juga akan membantu anak untuk menyesuaikan dirinya," sambungnya.
Salah satu kunci kesuksesan menyapih anak terletak pada konsistensi Moms.
Tak dapat dipungkiri jika saat menyapih ada banyak drama selama melakukannya.
Meski begitu, jangan sampai jadi alasan untuk menggagalkannya jika dirasa Moms dan juga Si Kecil sudah siap.
Yuan pun berharap para orangtua bisa bersabar dan konsisten agar bisa mempercepat dalam mengakhiri pemberian ASI.
"Jadi ketika anak tantrum usahakan orangtua juga tetap konsisten, misalnya diprogram untuk menyapih satu bulan pertama, makan sendirinya satu kali misalnya, ya dikonsistensikan saja, dilakukan selama seminggu walaupun anak menangis, orangtua memang harus legowo dan sabar untuk menyapih anak," imbuhnya.
Usahakan untuk selalu memotivasi dan memberikan dukungan agar anak merasa aman dan nyaman meski dirasa sulit ketika proses menyapih berlangsung.
Anak akan mudah merasakan apa yang orangtua rasakan, maka dari itu Moms perlu percaya diri agar anak merasa proses ini bukanlah suatu hal yang berat untuk dijalani.
"Anak merasa bahwa oke 'orangtua aku menyertai aku kok, orangtua ku beserta aku mendampingi aku selama aku merasakan ketidak nyamanan ini' sehingga dia bisa berproses untuk menyesuaikan diri," pungkas Yuan.
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR