Nakita.id - Hubungan intim seharusnya jadi hubungan yang menyenangkan bagi pasangan suami istri.
Namun, ada kalanya keromantisan dalam hubungan intim tidak berjalan lancar.
Salah satu masalah yang muncul dalam berhubungan intim adalah karena pasangan yang tak bergairah.
Penurunan gairah untuk bercinta bisa disebabkan beberapa hal, diantaranya stres, kondisi medis tertentu, hingga hubungan dengan pasangan yang sedang tidak baik.
Melansir dari Bustle, berikut beberapa cara untuk mengatasi penurunan gairah seks akibat stres:
Memperbaiki kualitas tidur
Cate Mackenzie selaku terapis psikoseksual menjelaskan bahwa kurang tidur atau tidur tak nyenyak bisa mempengaruhi libido.
"Pastikan Anda cukup tidur, bersenang-senang, dan menciptakan kesenangan sensual dalam hidup Anda," kata Mackenzie.
Istirahat yang cukup dan berkualitas bisa mengurangi kadar stres pada tubuh.
Tidur juga bisa mengembalikan energi yang mungkin hilang akibat aktivitas padat sehari-hari.
Meluangkan waktu untuk diri sendiri
Untuk meningkatkan gairah seks, bisa dengan cara meluangkan waktu untuk menyenangkan diri sendiri.
Padatnya aktivitas sehari-hari terkadang membuat Moms lupa melakukan kegiatan yang bisa menenangkan diri.
Moms bisa mencoba mendengarkan musik, pergi ke salon, melakukan perawatan tubuh, pijat relaksasi, membaca buku kesukaan, dan lain sebagainya.
Luangkan waktu untuk bersantai dan berfokus ke tubuh Moms.
Menurut Mackenzie, memperlakukan diri sendiri tampak berharga dan seksi bisa meningkatkan libido.
Perhatikan apa yang membuat bahagia
Untuk memaksimalkan sensor kesenangan, Mackenzie menyarankan kliennya untuk menuliskan segala sesuatu yang memebuat senang sepanjang hari.
Mulai dari lagu yang disukai, warna baju, dan sebagainya.
Ini bisa mempermudah Moms untuk mengetahui apa yang disukai dan tidak disukai.
Berpikiran terbuka
Pelatih seks dan keintiman, Irene Fehr merekomendasikan untuk bersabar dan terbuka dengan diri sendiri.
"Dorongan seks bukanlah sesuatu yang konstan, seperti susunan genetik Anda," kata Fehr kepada Bustle.
"Itu dipengaruhi dan dipengaruhi oleh perubahan seperti usia, hormon, tahapan kehidupan, dan tingkat keamanan emosional dalam suatu hubungan yang dinamis," imbuhnya.
Menurut Fehr, tak ada patokan mengenai frekuensi berhubungan intim.
Seks bersifat subjektif dan tidak sama bagi setiap orang.
Mengekspresikan perasaan
Moms perlu mengungkapkan mengenai apa yang diinginkan dan apa yang dirasakan.
"Seseorang yang tidak memiliki kata-kata untuk menggambarkan pengalaman mereka yang sebenarnya kemungkinan akan memiliki apa yang tampak seperti libido 'lebih rendah'," kata Fehr.
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Source | : | Bustle |
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR