Nakita.id - Banyak mitos vs fakta kehamilan mengatakan kalau menggunakan alat kontrasepsi membuat susah hamil. Benarkah demikian?
Kontrasepsi memang efektif untuk menjarangkan terjadinya kehamilan.
Walaupun menguntungkan bagi sebagian Moms, tapi yang seringkali dikhawatirkan adalah kontrasepsi dapat menurunkan kesuburan jika digunakan dalam jangka panjang.
Kontrasepsi oral atau di Indonesia biasa disebut pil KB ini telah digunakan oleh sekitar 100 juta wanita di dunia.
Kebanyakan pil KB merupakan pil dengan kombinasi hormonal, yaitu estrogen dan progesteron.
Kandungan hormon pada pil kontrasepsi ini bekerja dengan dua cara berbeda untuk mencegah kehamilan.
Ada yang mencegah ovarium melepaskan sel telur, ada juga yang menebalkan lender di leher rahim sehingga lebih sulit dilewati sel sperma untuk menuju rahim.
Jika pil KB dikonsumsi secara teratur dan tepat, efektivitasnya untuk mencegah kehamilan mencapai 91 persen.
Kelebihan dari pil KB adalah cepat mengembalikan kesuburan.
Baca Juga: Mitos vs Fakta Kehamilan, Sederet Makanan Ini Ternyata Bisa Buat Kehamilan Jadi Aman dan Lancar
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Dr. Delfin Tan dari St.Luke's Medical Center, Filipina, menunjukkan bahwa angka kehamilan setelah satu tahun menggunakan pil KB dan berhenti dengan yang tidak memakai pil KB tidak berbeda.
"Yang minum pil KB insiden tidak haidnya 0,6 persen, sedangkan yang tidak pakai pil 1 persen. Malah sebenarnya pemakaian pil KB akan melindungi kita dari ketidaksuburan," ungkapnya.
Tak hanya itu, sebuah studi menunjukkan bahwa wanita yang berhenti menggunakan kontrasepsi oral, implan, suntikan, atau pun Intrauterine device (IUD), memiliki keberhasilan kehamilan yang sama dengan wanita yang tidak memakai metode kontrasepsi apa pun sebelumnya.
Baca Juga: Mitos VS Fakta Kehamilan, Benarkah Ibu Hamil Dilarang Makan Tauge Mentah?
Bahkan, data juga menunjukkan bahwa wanita yang pernah mengonsumsi pil KB risikonya terkena kanker berkurang 12 persen dibandingkan dengan wanita yang tidak pernah memakai pil KB atau terbukti dapat menurunkan risiko kanker ovarium dan endometrium.
Meski mengandung hormon sintetis, namun menurut Prof. Johannes Bitzer, dari European Society of Contraception dari Swiss, mengatakan bahwa hormon tersebut aman dan tidak menurunkan kesuburan.
Source | : | Healthline,Nakita.ID |
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR