Nakita.id - Tentu sebagai orangtua Moms dan Dads selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk anak.
Termasuk, soal nutrisi untuk anak.
Di usianya, anak-anak membutuhkan nutrisi untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
Tentunya, Moms dan Dads ingin si Kecil tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya.
Nutrisi juga dibutuhkan untuk kebutuhan aktivitasnya sehari-hari.
Bukankah sebagai orangtua kita akan senang jika anak bisa menjalani aktivitasnnya dengan ceria dan penuh energi.
Namun, kadang kala anak mengalami susah makan.
Ada penolakan-penolakan yang dilakukannya agar ia tak mengonsumsi makanan yang sudah disediakan oleh Moms.
Bisa saja anak merasa bosan dengan makanannya, atau sedang sensitif dengan aroma, tekstur, dan rasa makanan sehingga hanya akan makan yang disukainya saja.
Di masa ini anak melakukan gerakan tutup mulut atau GTM.
Saat mengalami GTM dan terus menerus menolak asupan makanan, tentu Moms dan Dads khawatir akan kesehatannya.
Namun, sebenarnya tak perlu dikhawatirkan, Moms.
Sebab, ada salah satu tips yang bisa Moms lakukan untuk mengatasi GTM pada anak.
Moms bisa menyusun meal plan atau rencana makan untuk anak dalam mengatasi GTM.
Bagaimana, sih, cara membuat meal plan yang benar?
Melansir dari Nakita.id, menurut Ratih Zulhaqqi, M.Psi, Psikolog Anak dari RS Mitra Keluarga Depok, salah satu alasan mengapa anak mulai melakukan gerakan tutup mulut adalah permasalahan waktu makan.
Menurut Ratih, sering terjadi waktu makan dengan mengonsumsi susu yang terlalu dekat.
"Mungkin periode makannya terlalu pendek atau camilannya terlalu banyak, apalagi anak lambungnya belum besar," jelas Ratih.
Akibatnya, hal ini membuat anak menjadi kenyang sebelum waktunya makan dan akhirnya menolak untuk makan.
Memberikan anak snack di waktu yang berdekatan juga membuatnya menjadi lebih mudah kenyang.
Maka dari itu, salah satu cara untuk mengatasi gerakan tutup mulut anak ini Moms bisa mengatur jam makannya.
Perlu Moms ketahui terlebih dahulu, kebutuhan kalori setiap hari bagi anak.
Dilansir dari Kids Health, anak-anak umur 6 hingga 12 tahun membutuhkan kalori sebanyak 1.600 hingga 2.200 kalori per hari.
Baca Juga: Hati-hati Jika Anak Mulai Susah Makan, Siapa Tahu Sembelit Menjadi Penyebabnya
Sedangkan untuk balita membutuhkan 1.000 hingga 1.400 kalori setiap harinya.
Moms bisa mengatur menu makanan yang berbeda dan bervariatif setiap harinya.
Hal ini dilakukan agar anak tak cepat bosan.
Menu makanan dengan bahan yang bervariatif juga diperlukan sehingga anak bisa mengenali berbagai macam bahan makanan.
Dilansir dari Verywell Family, pastikan Moms menyusun menu makanan yang tinggi akan serat, kalsium, zat besi, vitamin, dan mineral lainnya.
Anak juga membutuhkan menu makanan yang rendah akan lemak jenuh,
Menyusun menu makanan yang sehat bisa menghindarkan anak dari masalah kesehatan seperti obesitas.
Berikut adalah contoh susunan yang sehat untuk anak berdasarkan bahan makanannya, terutama bagi anak yang mulai susah makan:
1. Satu porsi buah potong dalam sehari
2. Satu porsi sayuran dalam sehari
3. Satu gelas susu berkalsium
4. Makanan pokok
5. Snack
Setidaknya, Moms bisa menargetkan dalam satu hari anak bisa mengonsumsi makanan tersebut.
Bisa untuk sarapan, makan siang, atau pada makan malam.
Moms juga bisa menyediakan jus buah untuk anak.
Namun, tentunya jangan lupakan konsumsi air putih.
Moms bisa menambahkan berbagai macam tambahan agar anak lebih mudah untuk makan.
Misalnya, anak tidak suka mengonsumsi sayuran kukus seperti brokoli.
Moms bisa memberikannya saus kesukaannya, misalnya saus barbekyu, saus keju, atau saus tomat agar anak lebih nafsu makan.
Sajikan menu tambahan dengan porsi yang pas untuk anak dan jangan sampai berlebihan.
Apabila ingin menyajikan snack, berikan snack setidaknya dua jam sebelum makan siang atau makan malam.
Banyak dari Moms yang memberikan anak junk food saat anak tidak mau makan.
Hal ini sebaiknya tak dilakukan oleh Moms dan Dads untuk mengatasi GTM pada anak.
Memang junk food cocok untuk selera anak.
Ditambah lagi, dengan kemasan yang lucu sehingga anak menyukainya.
Namun, junk food hanya akan membuat anak menjadi ketagihan.
Kebiasaan mengonsumsi junk food pada anak bisa membuka peluang obesitas.
Agar lebih aman, Moms bisa mengadaptasi hidangan yang biasanya disajikan di restoran fast food.
Misalnya, di restoran fast food tersedia naget ayam yang biasanya disukai anak-anak.
Moms bisa mengolah sendiri naget ayam di rumah yang tentunya bisa disesuaikan sendiri bahannya.
Dengan mengolah sendiri naget ayam di rumah, Moms bisa memilih bahan-bahan yang sehat dan aman untuk anak.
Jangan lupakan konsumsi air putih setiap harinya untuk menjaga anak tetap terhidrasi.
Dengan begitu, nutrisi anak tetap bisa terpenuhi.
Anak mulai menolak makanan memang terkadang membuat Moms dan Dads prihatin.
Namun, Moms dan Dads sebenarnya bisa mengatasinya dengan mengatur menu makanan.
Setidaknya, targetkan dalam sehari anak mendapatkan nutrisi yang sesuai.
Kulkas Side by Side New Belleza 4 Pintu dari Polytron, Dirancang Khusus untuk Dukung Tren Gaya Hidup Modern
Source | : | Healthline,Kids Health,Eating Well,Nakita,VerywellFamily |
Penulis | : | Amallia Putri |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR