3. Picu inkontinensia feses
Dalam situasi yang lebih parah, menahan BAB dapat menyebabkan inkontinensia feses.
Inkontinensia feses adalah kondisi ketika tubuh tidak mampu megendalikan BAB.
Di mana, bisa terjadi BAB tanpa disadari atau diinginkan. Tingkat keparahan inkontinensia feses dapat berkisar dari sedikitnya feses yang keluar secara tidak sengaja hingga usus yang kehilangan kontrol.
4. Sebabkan impaksi feses maupun perforasi gastrointestinal
Sembelit berlarut-larut yang bisa ditimbulkan akibat kebiasaan menahan BAB bukan hanya bisa menyebabkan ambeien.
Kondisi medis tersebut juga bisa dapat menyebabkan impaksi feses maupun perforasi gastrointestinal.
Impaksi feses adalah kondisi ketika feses yang keras dan kering tersangkut di usus besar atau rektum.
Kondisi ini bisa menyebabkan sejumlah komplikasi, seperti pembengkakan pada rektum hingga inkontinensia usus yang bisa jadi harus ditangani lewat operasi.
Sedangkan, perforasi gastrointestinal adalah munculnya lubang di dinding saluran cerna atau usus pecah.
5. Peregangan pada rektum
Menahan kotoran juga dapat menyebabkan distensi atau peregangan pada rektum.
Jika orang tersebut kehilangan sensasi di dalam rektum atau disebut hiposensitivitas rektal, mereka mungkin mengalami episode inkontinensia.
Baca Juga: Tak Perlu Khawatir! Lakukan Ini Agar Luka Jahitan Persalinan Normal Tidak Nyeri Saat BAB
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Poetri Hanzani |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR