Nakita.id - Pandemi sudah berjalan setidaknya satu tahun belakangan ini.
Pandemi tidak hanya memengaruhi sistem bekerja Moms dan Dads saja.
Proses belajar anak juga dipengaruhi oleh pandemi yang sejak 2020 melanda.
Anak dituntut untuk harus beradaptasi dengan model pembelajaran yang bermacam-macam.
Sebelumnya diterapkan PJJ atau pembelajaran jarak jauh yang mengharuskan anak-anak untuk belajar secara daring.
Di tengah kesulitan anak memahami pengetahuan secara daring, anak sudah dituntut untuk beradaptasi kembali dengan sistem PTM atau pembelajaran tatap muka.
Dengan semua adaptasi tersebut, tak heran jika anak mengalami kesulitan dalam proses belajarnya.
Seringkali anak menjadi susah dan lambat untuk menerima pelajaran yang diberikan oleh gurunya.
Moms dan Dads sebagai orangtua tentunya wajib membimbing anak belajar di rumah.
Namun, seringkali lambatnya pemahaman anak ini jadi membuat Moms dan Dads kewalahan.
Tak jarang Moms dan Dads menjadi emosional dan memarahi anak karena tak juga berhasil memahami pelajarannya.
Tahukah, Moms, bahwa hal ini sebaiknya tak dilakukan.
Apalagi ketika anak sedang memerlukan waktu untuk beradaptasi dengan sistem pembelajaran yang baru.
Maka dari itu, Moms harus tahu tipsnya untuk ajari anak yang susah memahami saat belajar di masa pandemi.
Apa saja?
Ada beberapa alasan yang mendasari membentak atau memarahi anak bukanlah cara yang baik untuk membuat anak menjadi lebih rajin atau pintar.
Bisa dipahami bahwa Moms dan Dads marah dan akhirnya membentak anak karena anak tidak menjalankan tugasnya sesuai dengan target atau keinginan.
Tentu, dengan membentak adalah salah satu cara untuk melepaskan amarah.
Namun, dilansir dari Parents, hal ini bukan usaha yang baik untuk membuat anak menjadi lebih disiplin dan memahami pelajarannya.
"Membentak memang bentuk dari pelepasan amarah. Namun bukan cara yang efektif untuk mengubah perilaku anak," jelas Laura Markham, PhD, psikolog klinis dalam wawancaranya dengan Parents.
Menurut Markham, ada beberapa alasan mengapa membentak bukan cara yang baik untuk mendidik anak.
Pertama, bukannya memahami materi yang dipelajarinya, namun anak malah semakin tak bisa berkonsentrasi.
Saat dibentak, anak menjadi susah untuk berkonsentrasi.
Bentakan tersebut hanya akan membuat otaknya untuk berhenti berpikir.
Kedua, membentak hanya akan memengaruhi kepercayaan dirinya.
Saat anak dibentak, ada kemungkinan ia akan merasa tak dihargai.
Ia akan merasa tak memiliki kemampuan yang baik dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.
Jangka panjangnya, anak akan merasa cemas berlebihan.
Perasaan dan pemikiran yang negatif dan dipengaruhi oleh kecemasan akan berdampak pada kepercayaan dirinya.
Pemikiran negatif tersebut hanya akan melekat di pikiran anak-anak untuk waktu yang lama.
Ketiga, komunikasi antar Moms dan si Kecil menjadi terganggu.
Menurut Markham, membentak anak hanya akan membuatnya menjadi lebih defensif dan menjauh dari orangtuanya.
Dari pengamatan yang dilakukan oleh Neil Bernstein, PhD, seorang psikolog klinis, anak-anak akan menjauh dari orangtuanya setelah dimarahi dan dibentak.
"Selama menjadi psikolog selama 40 tahun, dari pengamatan saya terhadap pasien-pasien saya, tak ada satupun yang merasa dekat dengan orangtua mereka setelah dibentak," jelas Bernstein, dilansir dari Parents.
Tentunya, kita tidak ingin hal tersebut terjadi.
Berikut adalah tips yang wajib Moms lakukan apabila menemukan si Kecil susah memahami pelajarannya saat belajar di tengah pandemi:
1. Diskusikan konsekuensi untuk anak
Dilansir dari Verywell Family, ini adalah cara yang wajib Moms lakukan pertama kali.
Diskusikan dengan anak, kira-kira konsekuensi apa yang sebaiknya diterapkan.
Baca Juga: Manfaatkan #FamilyQuality di Rumah untuk Mengajarkan Cara Menabung yang Seru pada Anak
Misalnya, terapkan konsekuensi ia harus bisa mengerjakan pekerjaan rumahnya.
Apabila pekerjaan rumah tersebut belum ia pahami sesuai waktu belajar, terpaksa Moms tidak memperbolehkannya bermain permainan kesukaannya besok.
Dari situ, anak bisa bisa langsung memahami bahwa sebaiknya ia berusaha dengan sebaik mungkin dengan apa yang ia sedang pelajari.
Dengan konsekuensi akan membantu anak memberikan pilihan yang baik.
2. Beri tahu anak bahwa ia bisa bertanya pada Moms atau Dads
Tunjukkan bahwa Moms dan Dads akan selalu membantunya untuk menyelesaikan pekerjaan rumah.
Beritahukan pada anak bahwa anak bisa bertanya pada Moms dan Dads tentang materi tersebut.
Berikan pemahaman bahwa Moms dan Dads tak akan memarahi apabila si Kecil tak paham.
Memberikan anak dukungan juga salah satu bentuk yang baik.
Puji anak jika sudah berhasil mengerjakan pekerjaan rumahnya dengan baik atau berhasil memahami materi yang diberikan oleh ibu dan bapak guru.
3. Jika emosi, lakukan ini
Tentu akan ada waktu dimana Moms emosi karena anak tak kunjung memahami materi yang dipelajarinya.
Atau mungkin Moms kesal karena anak kurang berkonsentrasi saat belajar.
Ini sangat wajar terjadi.
Apabila tiba-tiba Moms emosi, Moms bisa berhenti sebentar lalu pergi ke ruangan lain untuk menenangkan diri.
Moms bisa meminta bantuan Dads untuk menggantikannya sebentar.
Latihan pernapasan beberapa kali bisa membuat Moms menjadi lebih tenang.
Setelah Moms lebih tenang, Moms bisa mengobrol sebentar dengan anak.
Dilansir dari Healthline, mengkomunikasikan apa yang dirasakan Moms saat itu bisa membuatnya untuk lebih berempati pada Moms.
Tak hanya itu, akan terbangun juga sikap menghormati orangtua juga Moms mampu mengkomunikasikan perasaan.
Dengan begitu, komunikasi dan relasi antara Moms dan anak akan semakin baik.
Ingat, Moms, tak ada orang yang senang jika dibentak atau dimarahi, termasuk anak kita.
Mulai dari sekarang, Moms bisa mengatasi hal tersebut dengan tips di atas.
Selamat mencoba, Moms.
Melebarkan Sayap Hingga Mancanegara, Natasha Rizky Gelar Exhibition Perdana di Jepang
Source | : | Parents,Healthline,Verywell Family |
Penulis | : | Amallia Putri |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR