Tahapan kedua yaitu angry yang terjadi ketika Si Kecil memang terbukti seorang anak berkebutuhan khusus yang membuat para orangtua merasa marah dan tak menerima.
Kemarahan ini bisa dilampiaskan kepada sang anak, pasangan, atau keluarga besar.
Selanjutnya para orangtua yang sudah sadar anaknya berkebutuhan khusus akan memasuki fase bargaining atau tawar menawar.
Moms dan Dads mungkin akan berusaha untuk menawar kondisi yang menimpa kepada anak.
Cara ini dilakukan sebagai salah satu cara untuk menghibur diri atas nikmat yang telah diberikan oleh Tuhan yang Maha Esa.
"Dari denial akan memasuki fase angry marah, bargaining tawar menawar dimana orangtua seperti contoh aku akan rajin sholat supaya anakku tetap sehat," imbuhnya.
Fase yang terakhir adalah fase acceptance, dimana pada tahapan ini orangtua sudah menerima dengan sepenuh hati bahwa anaknya memang berkebutuhan khusus.
Moms dan Dads mulai sepenuhnya menerima dan mengetahui mengenai jenis berkebetuhan khusus seperti apa yang dialami Si Kecil.
"Jadi setelah orangtua yang memasuki fase acceptance sudah paham anaknya berkebutuhan khusus, jenisnya apa, sudah cari tahu tentang diagnosa anak," pungkas dr. Tri.
Defisiensi Zat Besi pada Anak Sebabkan Gangguan Perkembangan Kognitif dan Motorik
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR