Nakita.id - Moms mungkin sudah tak asing dengan sebutan anak berkebutuhan khusus atau ABK.
Anak berkebutuhan khusus banyak ragamnya, misalnya anak yang memiliki kekurangan dalam penglihatan yang disebut tunanetra, ada juga yang mengalami kekurangan dalam pendengaran yang disebut tunarungu, serta anak yang mengalami kekurangan fisik yang biasa dikenal tunadaksa.
Anak berkebutuhan khusus biasanya mengalami keterbatasan baik dari segi fisik, emosional, mental, intelektual, dan sosialnya.
Hal ini menjadi perhatian penting bagi Moms dan Dads, terutama para pasangan yang sedang mempersiapkan kehamilan.
Pasalnya, anak bisa saja memiliki kekurangan yang bisa terjadi di masa-masa kehamilan.
Maka dari itu, sangat penting bagi ibu hamil untuk selalu menjaga keehatan agar sang bayi terlahir tanpa kekurangan suatu apapun.
Mencegah anak lahir dengan kecacatan bisa dimulai sejak sebelum menikah, saat akan menjalani program hamil, dan juga saat sedang hamil.
Pencegahan ini sebaiknya dilakukan sedini mungkin untuk mengurangi risiko bayi tumbuh menjadi anak yang termasuk berkebutuhan khusus.
Menurut dr. Tri Gunadi, AMD. OT, S.Psi, pendiri Yamet Child Development Center, pencegahan kehamilan anak berkebutuhan khusus bisa direncanakan oleh Moms dan juga Dads.
Biasanya sebelum menikah, Moms akan disarankan untuk melakukan vaksinasi ke dokter ataupun bidan.
Yang ternyata vaksinasi tersebut menjadi salah satu cara mencegah anak yang dilahirkan menjadi anak berkebutuhan khusus.
"Kalau pencegahan harus dilakukan jauh sebelum menikah. Jadi, kenapa sebelum menikah harus divaksin untuk menjadi pencegahan yang paling utama," ujar dr. Tri dalam wawancara ekslusif bersama Nakita.id, Senin (1/11/2021).
Pencegahan anak cacat lahir juga bisa dilakukan saat Moms akan merencanakan keinginan untuk memiliki anak.
Moms dan Dads bisa memeriksakan kualitas sel telur dan sperma sebelum melakukan program kehamilan
"Yang kedua, sebelum jauh terjadinya konsepsi, misalnya sel telur ibu dan sel sperma bapak bertemu, sebenarnya disiapkan dulu kualitas sperma dan kualitas sel telurnya," imbuhnya.
dr. Tri menyebutkan jika kualitas kesehatan sprema dan sel telur tak diperiksa, maka dikhawatirkan kualitasnya rendah dan bisa berisiko mengandung anak yang memiliki kekurangan.
Konsultasikan dengan dokter apakah sperma dan sel telur yang dimiliki Moms dan Dads memiliki kualitas yang baik atau buruk.
"Kalau konsepsi sudah terjadi dan tidak diperiksa itu tak bisa diapa-apain," sambungnya.
Pencegahan juga bisa dilakukan sejak Moms memasuki masa-masa kehamilan.
Moms harus berhati-hati akan segala yang dikonsumsi demi menjaga kesehatan dan juga janin yang ada di dalam kandungan.
Pastikan untuk selalu mengonsumsi makanan bernutrisi dan gizi seimbang, seperti sayur.
Perhatikan pula cara mengonsumsi sayur yang benar, pastikan sayur dikonsumsi secara matang guna mencegah bayi lahir memiliki kelainan.
"Sebelum hamil atau saat sedang hamil tak boleh makan sayuran mentah, karena tokso itu akan menempel di sayurannya dan tidak akan mati cuma dengan dicuci, maka sayuran itu harus benar-benar matang," ujar dr. Tri.
Semasa mengandung, ibu hamil tak disarankan untuk mengonsumsi segajala jenis makanan yang mengandung merkuri.
Salah satunya ikan laut yang mengandung banyak merkuri yang dikhawatirkan membahayakan janin dan ibu hamil.
"Pencegahan saat hamil bisa dilakukan dengan mengurangi makanan yang mengandung merkuri tinggi, terutama ikan laut dalam. Merkuri tinggi nantinya akan terjadi kemungkinan potensi besar untuk autisme," pungkas dr. Tri.
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR