Nakita.id - Semakin ke sini, semakin banyak orang yang ingin cepat mendapatkan vaksin Covid-19.
Ya, di masa pandemi ini masyarakat wajib mendapatkan vaksin Covid-19 demi kesehatan di masa mendatang.
Dengan vaksin Covid-19 sistem imunitas tubuh kita akan mampu melawan gejala dan efek samping berlebih dari virus Covid-19.
Apalagi semakin kesini, semakin banyak studi terbaru tentang mutasi dari virus Covid-19.
Beberapa jenis mutasi virus Covid-19 bisa dikatakan dapat menginfeksi secara lebih ganas.
Tak hanya untuk kesehatan sendiri.
Melaksanakan vaksinasi juga untuk mendorong terjadinya herd immunity atau kekebalan kelompok di Indonesia.
Pemerintah menargetkan kekebalan kelompok di Indonesia akan tercapai apabila sebanyak 70 persen penduduk Indonesia sudah menerima vaksin Covid-19.
Baca Juga: Tak Usah Panik, Moms! Ini Cara Mengunduh Sertifikat Vaksin Covid-19 di PeduliLindungi
Sampai saat ini, setidaknya sudah ada 124 juta orang yang sudah menerima vaksin Covid-19 per 6 November 2021 lalu.
Ini artinya angka penduduk yang sudah menerima vaksin Covid-19 semakin bertambah seiring berjalannya waktu.
Namun, ada salah satu kabar terbaru mengenai vaksinasi yang patut Moms ketahui.
Studi terbaru mengungkapkan, ternyata efektivitas vaksin Covid-19 mulai menurun.
Bagaimana bisa?
Melansir dari Kompas.com, beberapa peneliti dari Amerika Serikat menemukan adanya penurunan efektivitas vaksin pada sejumlah mantan anggota militer.
Penurunan efektivitas vaksin Covid-19 tersebut ditemukan pada veteran yang menerima vaksin Moderna, Pfizer, dan Johnson & Johnson.
Dari sebuah laporan yang diunggah oleh WebMD, ketiga produk vaksin tersebut efektivitasnya menurun setelah enam bulan.
Padahal, selama beberapa bulan terakhir Amerika Serikat sedang dilanda virus varian delta.
Setelah program vaksinasi terlaksana, masyarakat Amerika Serikat sudah bisa kembali bisa melakukan aktivitas publik seperti semua dengan menggunakan protokol kesehatan.
Namun, varian delta kembali menyerang.
Varian delta memang dipercaya dua kali lipat menginfeksi secara lebih cepat dan ganas dibandingkan varian yang ditemukan sebelumnya.
Bahkan, adanya varian delta ini sempat menjadi penyebab kenaikan angka terkonfirmasi Covid-19 di seluruh Amerika Serikat.
Menurut Reuters, berbagai lapangan kerja sempat terhenti karena adanya varian delta.
Hal ini membuat Amerika Serikat mengalami penurunan dari segi ekonomi.
Vaksin Moderna, Pfizer, dan Johnson & Johnson memang mampu untuk mengurangi risiko penularan Covid-19, bahkan varian delta.
Namun, menurut peneliti tiga jenis vaksin ini memang akan menurun efektivitasnya setelah enam bulan.
Sehingga para penerima vaksin-vaksin tersebut wajib berhati-hati dengan penularan.
Dari penelitian yang dilakukan, ternyata setelah enam bulan vaksin Pfizer menurun ke angka 40 persen dari tingkat efektivitas awalnya, yaitu 88 persen.
Vaksin Moderna yang mulanya memiliki tingkat efektivitas 89 persen, turun menjadi 58 persen setelah enam bulan.
Sedangkan untuk vaksin Johnson & Johnson turun ke angka 13 persen dari efektivitas awalnya yaitu 86 persen.
Lalu apa solusinya?
Tim peneliti dari Public Health Institute di Oakland, Veterans Affairs Medical Center di San Francisco, dan Health and Science Center di University of Texas menyarankan dua hal.
1. Tetap pakai protokol kesehatan
Inilah hal yang tetap perlu dilaksanakan bahkan pada orang yang sudah menerima vaksin, baik dosis pertama maupun dosis kedua.
Selalu gunakan masker saat berkunjung di tempat publik.
Saat ini di Indonesia memang sedang mengalami penurunan dari segi jumlah terkonfirmasi positif Covid-19.
Namun, apabila efektivitas vaksin menurun setelah 6 bulan, artinya kemampuan vaksin untuk menjaga tubuh kita untuk terkena Covid-19 juga menurun.
Maka dari itu sebaiknya penularan dapat diminimalisir dengan memakai masker, menjaga jarak di tempat publik dan menjauhi kerumunan.
Jangan lupa untuk selalu mencuci tangan sebab virus Covid-19 bisa bertahan di permukaan benda yang kita sentuh.
Cuci tangan menggunakan sabun selama 20 detik dan bilas menggunakan air bersih yang mengalir.
Bawa juga handsanitizer dengan kadar alkohol minimal 60 persen.
Pastikan untuk mengenakan masker dengan jenis KN95.
Masker jenis KN95 mampu secara efektif memfilter udara yang dihirup dan dihembuskan sebanyak 90 persen.
Moms juga bisa menggunakan masker medis di bagian dalam dan masker kain di bagian luar apabila tidak memiliki masker jenis KN95.
Pastikan Moms menggunakan masker kain dengan bahan yang mudah menyerap di bagian terdalam.
Sedangkan bagian terluar menggunakan kain dengan bahan yang tahan air.
Namun, apabila Moms sudah mengenakan masker KN95, Moms tak perlu menggunakan masker kain lagi.
2. Vaksin booster
Selain protokol kesehatan, vaksin booster juga dibutuhkan untuk mengurangi penularan apabila efektivitas vaksin menurun.
Peneliti menyarankan pemberian vaksin booster setelah enam bulan bagi pengguna vaksin Moderna, Pfizer, dan Johnson & Johnson di Amerika Serikat.
Hal ini juga sudah dibahas oleh WHO.
Menurut WHO, apabila nanti sistem kekebalan tubuh mulai berkurang karena seiring berjalannya waktu, vaksin booster wajib diberikan.
Di Indonesia, saat ini vaksin booster diperuntukan bagi tenaga kesehatan.
Tenaga kesehatan adalah pihak yang menerima vaksin Covid-19 untuk pertama kalinya.
Belum ada imbauan pemberian vaksin booster atau vaksin tambahan untuk masyarakat umum.
Maka dari itu, Moms belum memerlukan vaksin booster apabila sebelumnya sudah menerima vaksin.
Sampai saat ini varian delta menjadi salah satu masalah utama pandemi di Indonesia.
Peningkatan akan varian delta terus terjadi di berbagai daerah.
Bahkan, hingga September 2021 varian delta masih mendominasi di Indonesia.
Maka dari itu tetap diperlukan kewaspadaan, bahkan jika Moms sudah menerima vaksin sekalipun.
Dari penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat, efektivitas vaksin Moderna, Pfizer, dan Johnson & Johnson mengalami penurunan setelah enam bulan.
Salah satu solusinya adalah dengan diberikan vaksin booster.
Hingga saat ini belum ada imbauan mengenai pemberian vaksin booster di Indonesia pada penerima ketiga jenis vaksin tersebut.
Source | : | Kompas.com,Reuters,CDC,covid-19.go.id |
Penulis | : | Amallia Putri |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR