Anak berkebutuhan khusus meskipun terdapat kekurangan dari segi fisiknya, bukan berarti ia tak memiliki perasaan.
Anak berkebutuhan khusus sama seperti anak normal lainnya yang juga memiliki emosi, yang dapat merasakan perasaan sedih, haru, senang, dan juga perasaan malu.
Jika diskriminasi dilakukan terus begitu saja tentu saja akan memengaruhi tumbuh kembangnya.
Anak berkebutuhan khusus bukanlah anak yang memiliki penyakit menular, mereka tak sepantasnya mendapatkan perilaku buruk bahkan hingga dikucilkan.
Adrian mengatakan untuk mencegah diskriminasi tercetuslah komunitas ABK Piramida agar sebagian masyarakat bisa paham bagaimana cara memperlakukan anak berkebutuhan khusus dengan baik.
Bahkan komunitas ABK Piramida juga memiliki tujuan untuk mencegah adanya perilaku kurang adil bagi anak berkebutuhan khusus yang kerap dilakukan di lingkungan sekitar baik itu di rumah maupun di sekolah.
"Mencegah diskriminasi dan bullying pada ABK baik di sekolah ataupun di masyarakat," pungkas Adrian.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR