Reuters melaporkan, Pil Covid-19 Pfizer perlu diberikan sedini mungkin, sebelum infeksi terjadi, agar lebih efektif.
Analisis yang direncanakan terhadap 1.219 pasien dalam penelitian Pfizer memeriksa rawat inap atau kematian di antara orang-orang yang didiagnosis dengan Covid-19 ringan hingga sedang dengan setidaknya satu faktor risiko untuk mengembangkan penyakit parah, seperti obesitas atau usia yang lebih tua.
Di antara mereka yang diberi obat Pfizer dalam waktu tiga hari setelah timbulnya gejala, pil tersebut menurunkan kemungkinan rawat inap atau kematian untuk orang dewasa yang berisiko mengembangkan Covid-19 parah sebesar 89% dibandingkan dengan mereka yang menerima plasebo.
Di antara pasien ini, 0,8% dirawat di rumah sakit dan tidak ada yang meninggal dalam 28 hari setelah perawatan. Sementara tingkat rawat inap 7 persen dan tujuh kematian pada kelompok plasebo.
Hasilnya nyaris serupa untuk pasien yang dirawat dalam lima hari gejala, yakni 1% dari kelompok perlakuan dirawat di rumah sakit, dibandingkan dengan 6,7% untuk kelompok plasebo, yang termasuk 10 kematian.
Pfizer mengatakan bahwa itu mewakili 85 persen efektivitas dalam mencegah rawat inap atau kematian.
Tetapi banyak otoritas kesehatan masih yakin, vaksin paling utama. Bahkan dengan potensi yang ditawarkan oleh pil Pfizer dan Merck, mencegah infeksi Covid-19 melalui penggunaan vaksin secara luas tetap menjadi cara terbaik untuk mengendalikan pandemi yang telah dimiliki lebih dari 5 juta orang di seluruh dunia.
"Vaksin akan menjadi alat paling efektif dan andal yang kita miliki dalam pandemi ini," kata Dr Grace Lee, profesor pediatri di Fakultas Kedokteran Universitas Stanford melansir Reuters.
"Obat oral ini akan meningkatkan kemampuan kita untuk benar-benar mengurangi risiko penyakit parah, rawat inap, dan kematian, yang sangat besar, tetapi tidak akan mencegah infeksi."
Artikel ini pernah tayang di Grid Health dengan Judul "Pil Covid-19 Paxvloid Pfizer Diklaim Efektif 89 Persen, Harga Mirip Pil Molnupiravir Merck"
Source | : | Grid Health |
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR