Nakita.id - Pandemi Covid-19 yang tengah berlangsung di Indonesia membuat banyak perubahan.
Salah satunya perubahan pembelajaran bagi anak peserta didik.
Si Kecil yang terbiasa bersekolah tatap muka (PTM), kini harus mulai beradaptasi melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang dilakukan secara daring.
Perubahan sistem pembelajaran tak hanya memengaruhi pendidikan biasa tetapi juga menjadi tantangan baru bagi Moms yang memiliki anak berkebutuhan khusus (ABK).
Dalam pembelajaran jarak jauh (PJJ) sudah seharunya melakukan pembelajaran yang disesuaikan kondisi para peserta didik.
Tak jarang banyak para orangtua yang merasa kesulitan melaksanakan PJJ khususnya bagi Moms yang memiliki anak berkebutuhan khusus.
Kesulitan PJJ tak hanya dirasakan bagi para orangtua yang anaknya bersekolah di sekolah umum saja.
Saat diwiwawancara bersama Nakita.id, Jumat (5/11/2021), Adrian selaku Kepala Sekolah Home Schooling Special Needs (HSSN) menuturkan jika kesulitan juga kerap dirasakan oleh Moms dan Dads yang memiliki anak berkebutuhan khusus yang disekolahkan baik di Sekolah Luar Biasa (SLB) atau sekolah inklusi.
Apalagi jika para orangtua sebelumnya tak pernah memahami jenis program pendidikan apa yang dilakukan bagi anak berkebutuhan khusus.
"Kesulitan ada pada orangtua, kalau orangtuanya tak memahami program anak tersebut dan tidak pernah melakukannya di rumah itu mereka akan sangat kesulitan," ucap Adrian.
Biasanya, PJJ dilakukan dengan mengajak para orangtua untuk ikut serta, mengarahkan dan juga menemani para peserta didik ketika belajar
Komunitas ABK Piramida menyadari bahwa PJJ untuk anak berkebutuhan khusus memanglah tak mudah.
Tetapi berbeda halnya jika para orangtua sering berkomunikasi dan bertukar pikiran bersama-sama di dalam komunitas ABK Piramida.
Di dalam komunitas ABK Piramida terdapat beberapa tenaga pendidik yang mampu memberikan pehaman terkait proses belajar mengajar anak berkebutuhan khusus.
"Ketika guru menginstruksikan lewat daring bahwa anak berkebutuhan khusus harus menggerakan motorik kasar ataupun halus dan jika orangtuanya tak pernah melakukannya di rumah hal itu akan kesulitan, tetapi jika orangtua tersebut selalu bekerja sama dengan kami lalu orangtua mereview kembali maka anak berkebutuhan maka akan mengerti," sambungnya.
PJJ bagi anak berkebutuhan khusus tak bisa dijalankan hanya antara tenaga pendidik dan siswa saja.
Tetapi orangtua juga memiliki peranan penting agar proses belajar mengajar jarak jauh dapat terselenggarakan dengan baik.
Orangtua harus memahami bahwa anak berkebutuhan khusus memanglah spesial.
Moms dan Dads harus kooperatif bersama keluarga lainnya di rumah untuk membangun rasa semangat belajar bagi anak berkebutuhan khusus.
Moms mungkin bisa membuat media pembelajaran dengan menyajikannya menjadi lebih menarik lagi.
Biasakan untuk memberikan pembelajaran dengan instruksi yang jelas agar mereka memahami apa yang Moms dan Dads terangkan.
"Lingkungan keluarga dari orangtua, orangtua harus menerima bahwa anaknya itu berbeda, anaknya itu spesial dibandngkan anak pada umumnya," pungkas Adrian.
Rayakan Hari Ibu dengan Kenyamanan di Senyaman, Studio Yoga dan Meditasi Khusus Wanita Berdesain Modern serta Estetik
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR