Nakita.id – Setiap anak tentu saja ingin memiliki orangtua yang lengkap dan keluarga yang utuh.
Pasalnya ketika orangtuanya lengkap anak akan merasa begitu nyaman di dalam keluarga tersebut.
Sang anak juga akan merasa bahwa dia ada yang memperhatikan, menjaga dan melindunginya.
Peran ayah dan ibu juga sangat penting untuk mendukung tumbuh kembang anak menjadi lebih optimal.
Baca Juga: Bukan Hanya Ibu, Ternyata Begini Peran Ayah dalam Pemberian ASI Eksklusif pada Anak
Namun, sayangnya tidak semua anak beruntung bisa dibesarkan dengan orangtua yang lengkap.
Banyak anak yang justru tidak memiliki peran ayah dalam keluarganya, dan ia hanya dibesarkan oleh ibunya saja.
Entah karena sang ayah meninggal dunia, ataupun karena bercerai.
Mungkin sebagian Moms yang sudah tidak memiliki suami akan merasa terbiasa menjalani hidup tanpa pendamping.
Namun menurut Psikolog Anak dan Keluarga Astrid WEN, M. Psi dari Klinik Pion Clinician, ketika tidak ada peran ayah di dalam keluarga Moms tentu saja akan mengalami kesulitan dalam membesarkan anak.
Moms juga harus mencari dukungan dari orang lain seperti keluarga yang kiranya bisa bantu untuk besarkan sang buah hati.
“Kita bisa bayangin aja ya kalau tidak ada ayah gimana, pasti ibu menjadi sangat kesulitan, karena kan Moms butuh partner kalau tidak ada ayah tentu saja Moms tidak bisa mengandalkan partner, sehingga Moms harus mencari support system yang lebih kuat, Moms juga harus mulai menjangkau orang lain mungkin dari keluarga besar untuk bantu membesarkan anak,” kata Astrid dalam peliputan khusus bersama Nakita.id, Kamis (04/11/2021).
Peran ayah untuk anak juga bisa memberikan pengajaran pada sang buah hati terkait situasi-situasi yang lebih logis.
“Ayah juga berperan untuk memberikan visi-visi yang jauh, lalu kalau bermain sama anak kan memberikan permainan-permainan yang respekernya lebih besar, kalau ibu kan biasanya mengajarkan kelembutan dan kasih sayang yang lebih detail, lebih teratur, kalau ayah mungkin akan memberikan pengajaran pada anak terkait situasi-situasi yang lebih logis, lebih keras, dan mainnya itu lebih kasar biasanya, sehingga membantu anak mendapatkan berbagai macam variasi tantangan,” sambung Astrid.
Melalui permainan yang dilakukan bersama anak, biasanya para ayah memberikan gambaran kepada anak terkait adanya tantangan bahaya yang harus dilewati namun sang anak tidak perlu takut karena ayah siap menjaganya.
Adanya peran ayah dalam keluarga juga bisa membuat anak memiliki gambaran terkait khidupannya di masa dewasa.
Misalkan anak perempuan yang terbiasa melihat sosok ayah yang baik tentu ia akan memiliki gambaran bahwa kelak dewasa nanti ia ingin memiliki pasangan seperti ayahnya tersebut.
Sedangkan anak laki akan mendapat gambaran terkait apa yang ia harus lakukan ketika menjadi seorang ayah nantinya.
Jika tidak ada peran ayah dalam keluarga maka anak tidak akan bisa merasakan hal-hal tersebut.
Astrid juga menyarankan, apabila anak tidak memiliki peran ayah dalam keluarga maka Moms bisa mencari peran laki-laki dewasa lainnya.
“Kalau memang benar-benar tidak ada sosok ayah biasanya kita (psikolog) suruh para ibu melihat kira-kira ada tidak om nya, atau kakeknya yang bisa memberikan figure laki-laki dewasa supaya anak-anak bisa melihat juga interaksi, atau model yang diberikan oleh laki-laki itu seperti apa,” tutup Astrid.
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR