Nakita.id - Membangun kedekatan bersama anak memang bukan perkara yang mudah bagi sebagian besar orang terutama para ayah.
Pasalnya sebagian besar ayah jarang sekali berinteraksi dengan anak karena padatnya perkerjaan.
Akhirnya kebanyakan anak lebih dekat dengan ibu dibandingkan ayahnya.
Hal tersebutlah yang terkadang membuat para ayah tidak mengerti apa yang diinginkan anaknya.
Apalagi ketika anak sudah memasuki usia remaja, mungkin di usia tersebut Si Kecil sudah mulai mengungkapkan keinginan dan pendapat-pendapatnya pada Dads dan Moms.
Anak di usia remaja juga cenderung berani proters kepada orangtuanya apabila ada hal-hal yang mereka tidak sukai.
Karena itulah yang membuat ayah seringkali berbeda pendapat dengan anak.
Ketika ayah seringkali berbeda pendapat dengan anak maka hubungan Dads dan Si Kecil pun bisa semakin jauh.
Mungkin saja anak jadi segan menyampaikan pendapatnya lagi pada ayah.
Namun, bisa juga anak jadi membangkang pada ayah karena merasa pendapatnya tak pernah dihargai.
Perbedaan pendapat antara ayah dan anak memang berpotensi menimbulkan konflik di dalam keluarga apabila keduanya tidak mau mengalah.
Baca Juga: Seberapa Penting Peran Ayah dalam Mengembangkan Skill Anak? Begini Penjelasannya Menurut Psikolog
View this post on Instagram
Maka dari itu kali ini Nakita.id ingin menginformasikan bagaimana cara mengatasi perbedaan pendapat antara ayah dan anak.
Cara mengatasi perbedaan pendapat antara ayah dan anak sebenarnya mudah sekali Moms.
Asalkan, Dads mau mengajak anak untuk berkomunikasi.
Ketika berkomunikasi tersebut pastikan juga bahwa suasana hati Dads dan Si Kecil dalam keadaan baik.
Kemudian Dads dan anak juga harus sama-sama mau mendengarkan pendapat masing-masing.
"Ambil waktu yang sama-sama enak, misalkan mood kita dan anak sama-sama lagi bagus terus kita sama-sama mendengarkan terlebih dahulu," kata Psikolog Anak dan Keluarga Astrid WEN, M. Psi dari Klinik Pion Clinician, dalam peliputan khusus bersama Nakita.id, Kamis (04/11/2021).
Apabila Dads tidak sanggup buka dialog berdua saja bersama anak maka bisa ajak ibu sebagai moderator.
Namun apabila masih tidak menemukan jalan keluarnya Dads mungkin bisa ke psikolog untuk meminta bantuan.
"Kita harus buka dialog bersama anak, jika tidak sanggup buka dialog berdua saja maka artinya membutuhkan moderator. Ibu bisa dijadikan sebagai moderator dalam diskusi tersebut, apabila tidak ketemu juga titik temunya maka bisa datang ke psikolog, atau oranglain yang memang kiranya bisa memediasi," tutup Astrid.
For the Greater Good, For Life: Komitmen ParagonCorp Berikan Dampak Bermakna, Demi Masa Depan yang Lebih Baik Bagi Generasi Mendatang
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR