Nakita.id - Tak semua orang lancar dalam urusan mencari jodoh.
Kini, Moms bisa temukan banyak aplikasi pencari jodoh yang marak digunakan.
Tapi, tahukah Moms bahwa hingga kini masih ada biro jodoh konvensional yang masih bertahan.
Melansir Kompas.com, baru-baru ini viral di media sosial TikTok mengenai biro jodoh bilik Sanusi, warga Blitar.
Di rumahnya, Sanusi memasang spanduk berukuran 1 x 1,5 meter bertuliskan Biro Jodoh.
Pria yang bertempat tinggal di Desa Sidodadi, Kecamatan Garum, Blitar, Jawa Timur tersebut sudah berusia 79 tahun.
Kepada Tim Kompas.com, Sanusi menunjukkan beberapa lembar foto ukuran postcard.
Foto-soto berukuran postcard tersebut merupakan foto kliennya yang sedang mencari jodoh.
Total ada tujuh orang klien Sanusi saat itu.
Lima orang laki-laki dan dua orang perempuan.
Proses perjodohan Sanusi bisa dibilang sangat mudah.
Sanusi memasang foto kliennya di meja.
Bila ada yang tertarik dengan salah satu foto, maka bisa menghubungi kliennya yang nomor teleponnya ada di balik foto tersebut.
"Dilihat dulu fotonya kalau cocok balik fotonya. Di belakang ini ada nama dan nomor telepon pemilik foto," ujar Sanusi.
Sanusi pun akan meminta kliennya menelepon orang di foto yang disukai, lalu mengundangnya untuk bertemu di rumah Sanusi.
Sanusi akan menyaksikan proses perkenalan dua insan tersebut.
Untuk menggunakan jasa biro jodoh Sanusi, klien diwajibkan membayar biaya pendaftaran sebesar Rp 100.000.
Kemudian, klien diminta menyerahkan foto diri dan fotokopi KTP.
Di belakang foto klien, akan diberi tulisan nomor telepon dan alamat klien.
Ketika kliennya mendapatkan jodoh dari Sanusi, biasanya Sanusi mendapatkan bonus tambahan.
Bonus tambahan yang diterima Sanusi bervariasi.
"Seikhlasnya. Tapi biasa ngasih Rp 300.000 setiap pasangan," ujar Sanusi.
Sanusi memiliki bakat menjodohkan orang lantaran dirinya merupakan orang yang supel.
Pernah hidup di perantauan membuatnya mudah berkomunikasi dengan orang baru.
Dirinya juga mengenal banyak orang lantaran pernah berprofesi sebagai tukang ojek.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR