Nakita.id - Saat ini, sebagian besar wilayah di Indonesia sudah memasuki PPKM Level 1.
Tak heran banyak pusat perbelanjaan dan tempat umum mulai ramai.
Di beberapa wilayah juga sudah melangsungkan berbagai acara di keramaian publik dan pengunjungnya juga sudah mulai banyak.
Bahkan, sudah banyak yang berlibur atau bepergian ke luar kota karena dirasa sudah aman.
Akan tetapi, ahli mengungkap hal lain.
Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman menyebut meski sudah ada penurunan level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di sejumlah wilayah di Indonesia, kondisinya masih berbahaya.
Sebab kondisi saat ini masih ada potensi kemunculan gelombang ketiga Covid-19 apalagi di Indonesia masih banyak kasus-kasus terinfeksi yang belum terdeteksi.
"Untuk diketahui level transmisi di Indonesia, semua daerah di Indonesia enggak ada yang lebih dari level community transmision yang ditetapkan oleh WHO, yang artinya level community transmision itu terburuk.
"Artinya masih banyak kasus infeksi yang belum terdeteksi, sehingga kalaupun angka absolutnya bagus ya belum lulus," kata Dicky saat dikonfirmasi Tribun, Rabu(3/11/2021).
Kondisi sekarang ini lanjut Dicky juga masih belum aman dan berbahaya.
Karena itu Dicky mengatakan level PPKM boleh diturunkan apabila sudah melebihi level community transmision.
"Kecuali kalau sudah lebih dari level community transmision, tidak ada kasus dalam beberapa hari.
"Jadi kondisi sekarang belum aman banget, berbahaya. Kalau ada hanya satu kasus pun itu fenomena gunung es," ujar Dicky.
Dicky mengatakan di Indonesia agenda dan capaian vaksinasinya sudah bagus, tapi masih banyak juga masyarakat yang belum divaksin.
"Kan masih ada anak-anak yang belum semua divaksin, ada kelompok-kelompok rawan, jadi ini bisa saja meledak dari kelompok-kelompok tersebut," kata Dicky.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Epidemiolog Sebut Kondisi di Indonesia Masih Berbahaya Meski Sudah PPKM Level 1
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | Tribunnews.com |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR