Pada ahli menyatakan bahwa Moms yang menangis saat hamil 1-2 kali dalam batasan yang wajar tidak berefek atau menimbulkan reaksi pada janin dalam kandungan.
Namun, jika perasaan tersebut terjadi berkali-kali, terus menerus, dan berkepanjangan ternyata bisa berpengaruh pada janin.
Ini karena ketika Moms menangis karena sedih atau stres, tubuh akan menghasilkan hormon stres yang disebut dengan hormon kortisol.
Selanjutnya, apa yang terjadi pada janin saat ibu hamil menangis? Ternyata, ia akan turut mendapatkan hormon stres yang dialirkan oleh Moms melalui plasenta.
Makin sering ibu hamil menangis, makin banyak pula hormon kortisol yang dialirkan kepada janin.
Maka bukan tidak mungkin jika ibu hamil mengalami keguguran karena sering menangis.
Melansir jurnal Frontiers in Endocrinology, keguguran atau persalinan dini dapat terjadi karena terpicunya peningkatan hormon corticotropin-releasing (CRH) saat Moms stres dan cemas.
Seharusnya, hormon ini dihasilkan oleh tubuh jika janin sudah siap dilahirkan.
Source | : | Mayo Clinic |
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR