Walaupun begitu, Erlina menjelaskan bahwa pernikahan usia remaja usia 13 hingga 18 tahun tetap terjadi.
Lalu, di usia berapa anak sebaiknya diajarkan tentang pendidikan seks dan reproduksi, Moms?
Melansir dari Kompas.com, bahkan di usia satu tahun, anak sudah bisa diajarkan pendidikan seks dan reproduksi.
Menurut Christin Wibhowo, dosen fakultas psikologi Unika Soegijapranata, Semarang, Jawa Tengah menjelaskan anak yang sudah dikenalkan dengan toilet training sudah termasuk pendidikan seks dan reproduksi.
Menurutnya, toilet training adalah pendidikan seks dan reproduksi paling mendasar dan sudah harus lulus dalam pendidikan ini.
Setelah itu, usia 2 hingga 3 tahun, Moms bisa mengenalkannya mengenai gender laki-laki dan perempuan.
Jelaskan pada anak bahwa keduanya memiliki perbedaan dari segi biologis.
"Kasih tahu bahwa untuk perempuan memiliki vagina, kalau laki-laki memiliki penis," jelas Christin, melansir dari Kompas.com.
Christin menyarankan untuk menjelaskan pada anak bahwa hal tersebut adalah penanda pembedanya laki-laki dan perempuan.
Moms juga wajib memberitahu bahwa bagian tersebut adalah yang tidak boleh disentuh dan dilihat oleh orang asing.
Memasuki usia sekolah, Moms bisa beri tahu pada anak bagaimana bayi bisa terbentuk di perut Moms.
Gunakan dengan bahasa yang mudah untuk dipahami.
Setelah itu, anak bisa memahami tentang pubertas.
Jelaskan pada anak bahwa pubertas setiap orang bisa berbeda-beda.
Beri pemahaman mengenai batas-batas usia seseorang mengalami pubertas.
Source | : | Komnas Perempuan,Kompas.com |
Penulis | : | Amallia Putri |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR