Nakita.id - Setiap orangtua tentu perlu memberikan rasa kasih sayang dan rasa bahagia yang cukup untuk sang buah hati.
Anak akan tumbuh berkembang menjadi anak yang sehat jika tumbuh dari keluarga yang selalu memberikan pola asuh yang baik.
Baca Juga: Penting Bagi Dads Berperan Sama Menghadapi Anak Tantrum, Ini 6 Hal yang Harus Dilakukan
Bukan hanya masalah umur, tetapi orangtua juga perlu memiliki kedewasaan dalam mengelola emosi.
Pengelolaan emosi yang cukup dewasa tentu bisa menumbuhkan keluarga yang bahagia.
Namun pada kenyataannya, banyak sekali anak-anak yang tumbuh dari keluarga dengan kondisi seperti orangtua yang kerap menunjukkan perilaku dan perkataan kasar.
Bahkan masih banyak orangtua yang tanpa sadar telah melakukan toxic parenting yang membuat kondisi psikologis atau kesehatan mental anak jadi terganggu.
Sejalan dengan kondisi toxic parenting yang kerap terjadi, Nakita.id bekerja sama dengan Konicare menggelar acara webinar dengan tema "Positive Parenting, Stop Being A Toxic!", Selasa (30/11/2021).
Dimoderatori oleh Glory Oyong selaku Senior Editor Nakita.id, Parenthood DIALOGUE bersama Konicare turut menghadirkan beberapa narasumber berpengalaman yakni Devi Sani, M.Psi, Psi, Psikolog Anak & Certifed Parent, Child Interaction Therapist, Silvyati K. Putri & Adi Wijaya selaku Brand Representative Konicare, serta Brand Ambassador Konicare MTL Extra Lemongrass, Syahnaz Sadiqah.
Dalam webinar Devi mengungkapkan agar para orangtua meninggalkanan pola asuh toxic parenting yang bisa melukai baik fisik maupun perasaan anak.
Moms dan Dads harus bisa menerapkan pola asuh healthy parenting yang pasti akan memengaruhi tumbuh kembang anak hingga dewasa kelak.
Anak yang tumbuh dengan keluarga sehat dan pola asuh yang baik akan memunculkan rasa empatinya.
Jika rasa empati dipupuk sedari kecil anak akan tumbuh dengan menjalin hubungan yang baik dengan orang-orang di sekitarnya.
Bukan hanya membuat Moms dan Dads merasa bangga, pola asuh yang baik dengan tingginya sikap empati akan bermanfaat juga bagi lingkungan di sekitarnya.
"Karena dengan pengasuhan yang baik yang sesuai dengan anak itu masa depan mereka bergantung disitu, masyarakat juga akan terpengaruh dengan empatinya anak kita, sikap anak kita, dan itu berawal dari pengasuhan dari rumah," ungkap Devi.
Terkadang, dalam menerapkan pola asuh para orangtua tak menyadari jika caranya dapat melukai hati sang anak.
Devi menuturkan terdapat beberapa ciri-ciri orangtua melakukan toxic parenting, di antaranya:
1. Sering marah besar pada anak bahkan melakukan kekerasan.
2. Menuntut bahwa anak harus memenuhi kebutuhan emosi dan fisiknya.
3. Lebih mementingkan bagaimana agar looks good di mata orang lain dalam mengasuh, dibandingkan kesejahteraan well being anak sendiri.
4. Menjadikan hanya prestasi akademis anak sebagai nilai keberhasilan mereka, anak harus selalu berprestasi untuk membuat orangtuanya bahagia.
5. Menjadikan keberhasilan anak pra syarat untuk mendapatkan kasih sayang orangtua.
Devi menuturkan jika toxic parenting terus dilakukan tentu akan berdampak tidak hanya pada anak, tetapi juga memengaruhi orangtua.
Nantinya anak akan merasa dirinya tak lagi berharga di hadapan orangtuanya sehingga dapat memicu kondisi emosinya yang tidak stabil, bahkan anak menjadi mudah sekali marah.
Orangtua juga sama akan kehilangan jati dirinya sendiri karena terus memaksa kehendak dirinya sendiri kepada anak.
"Dampaknya bisa berimbas kepada anak dan orangtua, pertama anak akan merasa dirinya tidak berharga, munculnya rasa cemas yang tinggi, anak mudah terpancing emosinya, kecemburuan antar saudara yang semakin besar, masalah dan gangguan kepribadian, orangtua akan kehilangan jati dirinya sendiri, jika memang hanya menyandarkan harga dirinya pada prestasi anak secara akademis dan ini bisa mengarah pada gangguan kepribadian," ucap Devi.
Toxic parenting bisa terjadi ketika suasana hati orangtua yang tak menentu ditambah dengan perlakuan anak yang kerap melakukan hal-hal yang menurut Moms dan Dads tidak baik.
Menjadi orangtua memanglah tak semudah yang dipikirkan, oleh karena itu Moms perlu merilexsasikan tubuh agar tetap selalu sadar memberikan pengasuhan terbaik untuk Si Kecil.
Untuk mendapatkan suasana tenang dan nyaman di rumah Moms bisa gunakan berbagai macam produk Konicare.
Produk Konicare telah dipercaya sejak dahulu untuk mengerti kebutuhan semua anggota keluarga, termasuk Moms dan juga Si Kecil.
Bahkan produk Konicare telah dipercaya dan menemani kehidupan keluarga artis cantik Syahnaz Sadiqah bersama kedua anaknya Zayn dan Zunaira.
"Suami aku, pakaikan aku minyak telon Konicare yang bisa menghilangkan mual dengan cara dicium-cium. Gak cuma waktu hamil, saat ini juga masih pakai minyak telon Konicare. Kalau lagi pilek aku tidak biasakan kasih minum obat, tetapi aku kasih minyak telon Konicare yang bisa bikin pernapasan anak jadi lebih lega. Kalau main keluar untuk menghindari gigitan nyamuk aku oleskan Konicare yang Extra Lemongrass," ujar Syahnaz.
Silvyati K. Putri selaku Brand Representative Konicare memaparkan produk Konicare aman digunakan untuk seluruh keluarga di rumah, produk ini juga terdiri dari Baby Care Products dan Mom & Family Care Product.
"Untuk Baby Care Products bisa didapatkan dari Konicare Minyak Telon, Konicare Minyak Telon Plus, Konicare Minyak Telon Extra Lemongrass, Konicare Baby Massage Oil, Konicare Baby Diaper Rash Cream, Konicare Natural Baby Bath 2in1, Konicare Natural Baby Bath 2in1 for newborn, Konicare Natural Baby Hair Lotion, Konicare Natural Baby Liquid Powder, Konicare Natural Baby Powder," ujar Silvy.
Untuk perawatan keluarga di rumah Moms bisa gunakan produk Konicare Mom & Family Care Products menggunakan bahan alami yang tentunya aman digunakan seluruh keluarga tercinta di rumah.
"Rangkaian Mom & Family Care Products terdiri dari Konicare Stretch Marks Lotion, Konicare Stretch Marks Oil, Konicare Minyak Kayu Putih, Konicare Minyak Kayu Putih Plus, Konicare Gel Pengurang Gatal, Konicare Gel Pembersih Tangan, Konicare Bedak Biang Keringat," sambungnya.
Dalam acara webinar tersebut juga hadir Adi Wijaya selaku Brand Representative Konicare, jika produk Konicare telah banyak membantunya dalam menjalankan perannya sebagai ayah.
Adi menyadari jika mengurus rumah tangga bukan hanya tugas sang istri saja.
Ia menyadari bahwa istri juga membutuhkan sosok suami yang bisa diajak bekerjasama, tidak hanya mengasuh anak, tetapi juga bisa membantu meringankan pekerjaan rumah tangga.
Terlebih dalam suasana pandemi seperti ini, Adi mengaku was-was untuk memperhatikan kondisi kesehatan sang buah hati.
Namun dirinya kini telah mempercayai produk dari Konicare selalu berkontribusi untuk menjaga kesehatan bagi anak dan keluarga kecilnya di rumah.
"Konimex turut andil untuk menyehatkan kondisi bangsa apalagi dimasa pandemi. Konicare membantu peran saya sebagai ayah mulai dari saat anak saya bangun hingga tidur kembali," ucap Adi.
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR