Nakita.id – Musim pancaroba merupakan masa peralihan antara dua musim. Di Indonesia, musim pancaroba biasanya terjadi dua kali, yakni pada September dan Oktober ketika musim hujan beralih ke musim panas dan sebaliknya pada bulan Maret dan April.
Musim pancaroba memiliki ciri khas. Salah satunya ditandai dengan adanya angin kencang, hujan yang datang tiba-tiba, udara panas, serta angin kencang. Musim ini bisa berlangsung dalam jangka waktu singkat atau panjang.
Perubahan cuaca dan suhu ekstrem di musim pancaroba menjadi tantangan tersendiri untuk menjaga kesehatan, terutama pada anak-anak. Si kecil jadi mudah terserang penyakit.
Dilansir dari Time, Minggu (19/8/2018), perubahan cuaca tidak menentu membuat tubuh kesulitan beradaptasi dengan kondisi lingkungan.
Di samping itu, laman Live Science juga mengungkapkan virus lebih lebih mudah berkembang biak saat musim pancaroba.
Berbeda dengan orang dewasa, anak-anak belum memiliki sistem imun kuat sehingga lebih cepat terserang penyakit.
Laman Medi-Redi menyebut, sistem imun tubuh anak masih tergolong rentan, sehingga ketika terpapar virus dan bakteri, sistem imun tersebut belum mampu melindungi tubuh dengan baik dari penyakit.
Selama musim pancaroba, salah satu jenis penyakit yang sering dialami anak umumnya adalah flu, pilek, dan batuk.
Baca Juga: Tak Hanya Fisik dan Mental, Ini Sederet Persiapan Persalinan yang Perlu Diketahui Bumil
Tidak jarang penyakit ini juga disertai dengan demam tinggi. Kondisi ini umumnya membuat anak jadi lebih rewel dan sulit tidur.
Agar si kecil bisa beristirahat dan segera sembuh, hal pertama yang perlu Moms lakukan adalah menurunkan demam. Sebagai referensi, berikut Nakita rangkum pertolongan pertama untuk meredakan demam si kecil.
Ketika mengalami demam, tubuh si kecil biasanya akan terus mengeluarkan keringat. Kondisi ini membuat si kecil rentan terkena dehidrasi. Untuk mencegah hal ini, Moms harus terus memberikan asupan air yang cukup kepada si kecil.
Dikutip dari Everyday Health, mengonsumsi setidaknya delapan gelas air putih ketika demam dapat membantu sistem imun dalam memberantas penyakit. Selain itu, mengonsumsi banyak cairan juga berguna untuk menggantikan kadar air yang hilang sekaligus menjaga tubuh agar tetap dingin.
Cara lain yang bisa Moms gunakan ketika si kecil demam adalah dengan membasuh tubuhnya menggunakan air bersuhu suam-suam kuku.
Jangan mandikan si kecil dengan air dingin seperti anjuran yang beredar sebab air dingin hanya menurunkan suhu tubuh sementara. Tubuh si kecil memang jadi lebih dingin, tetapi sesudahnya kondisinya menjadi lebih parah.
Dilansir dari Very Well Health, mandi air dingin atau air es dapat membuat si kecil menggigil dan justru memicu kenaikan suhu tubuh. Sementara, membasuh tubuh dengan handuk yang dibasahi bersuhu hangat bisa membuat suhu tubuh menurun sekaligus meredakan rewel si kecil.
Jika panas si kecil belum juga turun atau justru mengalami peningkatan, Moms dapat menggunakan obat pereda demam yang dapat dibeli di apotek tanpa resep dokter.
Masih dilansir dari Very Well Health, obat penurun panas dengan kandungan acetaminophen atau ibuprofen efektif menurunkan demam. Moms dapat menyesuaikan pilihan obat penurun demam dengan kondisi si kecil. Misalnya, demam disertai pilek atau batuk.
Selain itu, Moms juga harus cermat dalam memilih kandungan obat penurun demam. Hindari obat penurun demam yang memiliki kadar alkohol di dalamnya.
Dilansir dari Drugs, kandungan alkohol pada obat penurun demam dapat memicu gangguan hati. Untuk itu, ada baiknya Moms mencari obat penurun panas tanpa kandungan tersebut.
Moms bisa memberi obat penurun demam dari Termorex yang tersedia dalam beragam varian sesuai kondisi demam anak. Untuk demam disertai flu, batuk, sakit kepala, dan hidung tersumbat, Moms bisa menggunakan Termorex Plus.
Sementara, untuk demam karena imunisasi, sakit kepala, dan sakit gigi, Moms bisa memberikan Termorex Sirup dengan rasa jeruk manis yang disukai anak-anak. Ada juga Termorex Drops yang dikhususkan untuk mengobati keluhan demam pada bayi akibat imunisasi.
Termorex merupakan merek yang sudah hadir dan dipercaya sejak 30 tahun lalu. Seluruh varian Termorex juga bebas dari alkohol sehingga aman dikonsumsi bayi dan anak-anak.
Cara lain yang sering digunakan untuk menurunkan panas adalah dengan mengompres dahi.
Namun, jangan kompres dengan air dingin. Kompres dahi dengan air hangat. Sebab, air hangat dapat membuka pori-pori kulit sekaligus merangsang tubuh agar menurunkan suhu tubuh menjadi normal.
Dilansir dari pemberitaan Kompascom, suhu air yang tepat untuk mengompres demam adalah 27-34 derajat Celcius. Namun jika si kecil mengalami demam yang lebih tinggi, Moms bisa menggunakan air dengan suhu mencapai 34 sampai 37 derajat Celcius.
Selain di dahi, Moms juga bisa menaruh kain kompres di sekitar area pembuluh darah seperti, ketiak dan lipatan paha selama 15 sampai 20 menit. Apabila ogah mengompres dengan handuk dan air karena bisa membuat tempat tidur basah, Moms bisa menggunakan plester kompres demam.
Selain lebih praktis karena bisa langsung ditempelkan di dahi atau lokasi lain di tubuh, kompres demam juga mampu menyerap panas hingga beberapa jam. Misalnya, Termorex Patch yang mampu menurunkan panas hingga delapan jam.
Baca Juga: Ashanty Dilarang Makan Pisang Saat Asam Lambungnya Kumat, Benarkah Hal Tersebut? Begini Kata Ahli
Termorex Patch mengandung hidrogel yang mampu menyerap panas dari tubuh si kecil. Bagi Moms yang masih memiliki bayi, Termorex Patch juga bisa digunakan.
Termorex Patch dibungkus dalam kemasan yang tipis dan praktis untuk dibawa ketika bepergian bersama keluarga. Baik Termorex Patch, maupun obat penurun panas Termorex dapat menjadi produk yang selalu ada di kotak obat pertolongan pertama buat si kecil.
Dengan mengombinasikan Termorex Patch dan obat penurun panas Termorex, demam si kecil hilang, si kecil pun kembali ceria.
Penulis | : | Fathia Yasmine |
Editor | : | Yohanes Enggar |
KOMENTAR