Namun, hal ini kurang aman untuk posisi korban yang masih mengalami trauma.
Cukup simpan pengalaman tersebut antara Moms dan korban.
Hal ini dilakukan untuk menjaga keamanan korban dari ancaman pelaku dan perundungan yang lebih jauh lagi.
5. Pilih tata bahasa yang lebih aman
Tentu empati sangat dibutuhkan saat situasi ini.
Ada baiknya jika Moms memilih bahasa yang lebih menenangkan korban, misalnya:
- Tidak masalah, ini bukan salahmu
- Terimakasih, ya, sudah mau bercerita. Kamu hebat sudah berani untuk bercerita
- Apa yang bisa aku bantu untuk mengatasinya?
- Kamu tidak sendiri
- Kalau butuh bantuan, kamu bisa meminta bantuanku
- Apapun keputusanmu, aku pasti mendukung
Korban pelecehan seksual membutuhkan empati dan dukungan setelah apa yang dialaminya.
Tidak mudah baginya untuk menceritakan pengalamannya tersebut.
Karena di situasinya, ia cenderung masih mengalami traumatik, serta dihantui perasaan takut akan perundungan dari pelaku dan cercaan dari masyarakat.
Itulah yang Moms bisa lakukan jika seseorang bercerita telah mengalami pelecehan seksual.
Source | : | Suar.id,TribunKaltim.co,University of Washington,University of New Hampshire |
Penulis | : | Amallia Putri |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR