Nakita.id - Baru-baru ini heboh aksi saling sindir antara beberapa artis seolah saling menyindir terkait tayangan atau program siaran "alay".
Alay sendiri istilah yang banyak disebut di beberapa program yang mengarah pada gaya hidup yang dinilai norak, dan tentunya berpengaruh buruk bagi ank-anak.
Kehebohan tentang acara TV "alay" tersebut, pertama kali disampaikan seorang presenter TV terkenal, Deddy Corbuzier dalam akun Youtube miliknya.
BACA JUGA: Tayangan 'Alay' Ramai Tuai Kontroversi, Para Artis Saling Sindir?
Namun, ada hal yang lebih penting untuk Moms perhatikan yakni memilih tayangan teve yang tepat bagi anak.
Tayangan audiovisual melalui televisi memang dirancang menarik perhatian dengan pergantian gambar yang cepat dalam hitungan detik.
Cahaya warna-warni, suara yang datang dari berbagai arah dan sumber secara berbarengan juga membuat tayangan ini begitu memikat.
Jeleknya, terlampau banyak menonton tayangan audiovisual membuat perkembangan sel-sel saraf otak anak tidak optimal.
Dampaknya pada anak, ia jadi malas, maunya menerima, tidak tahu proses, pasif, dan tidak kreatif.
BACA JUGA: Nyeri Dada, Terkena Serangan Jantung atau GERD? Begini Bedanya!
American Academy of Pediatrics (AAP), tidak merekomendasikan anak di bawah 2 tahun untuk menonton tece
Menonton teve membuat masa pesat Bagi pertumbuhan dan perkembangan otak jadi terhambat, terlebih dengan program teve yang tidak memberikan stimulus yang tepat.
Bagaimana bila anak sudah telanjur menggemari teve?
Moms wajib mengetahui aturan menontonnya agar ia jadi cerdas.
1. Batasi maksimal 2 jam
Mau tak mau orangtua harus tegas, batasi maksimal dua jam, tapi jika memungkinkan, cukup 30 menit saja.
Tentunya diperlukan juga keteladanan dari orangtua, jangan sampai anak dilarang menonton teve, tapi orangtua atau orang lain di rumah menikmati teve dengan bebas hingga berjam-jam.
2. Seleksi program
Tidak semua program TV layak ditonton anak.
Beri penjelasan pada anak mana program yang baik untuk usianya dan mana yang tidak.
Bisa juga dengan bertanya pada anak, film apa atau acara apa yang benar-benar mereka suka.
Pertimbangkan apakah acara tersebut pantas atau tidak untuk anak seusia mereka.
Yang pasti, jangan melarangnya menonton tanpa alasan jelas.
Sikap otoriter justru akan membuat anak penasaran dan semakin gandrung pada televisi.
BACA JUGA: Jarang Dilirik Dibandingkan Susu Sapi, Inilah Manfaat Susu Kambing
Menyusun jadwal harian dengan anak termasuk kapan dan acara televisi apa yang layak ditonton merupakan langkah yang bijak.
3. Ciptakan jarak antara anak dan layar
Hindari memberi fasilitas teve di kamar anak.
Letakkan teve di ruang keluarga.
Jadi, selain bisa menghindari anak nonton seharian, orangtua pun dapat melakukan pengawasan akan program yang ditontonnya.
Ciptakan juga aktivitas yang lebih menarik ketimbang menonton teve
Perhatikan minat anak dan temani anak melakukan kegiatan yang bermanfaat dan tentu saja disukainya.
4. Biasakan minta izin sebelum nonton televisi
Sama seperti hendak bermain di luar rumah, orangtua bisa mengajarkan meminta izin sebelum menonton teve.
5. Minta dukungan lingkungan
Dukungan lingkungan sosial juga tak kalah penting.
Membatasi anak menonton teve sementara teman-teman Si Kecil bebas memelototi kotak ajaib itu, maka nyaris tidak ada gunanya.
Sebab boleh jadi anak tidak menonton di rumah, tetapi di rumah temannya.
BACA JUGA: Menu Makan Siang Tatjana dan Bima, Bayam Kukus Dori ala Cynthia Lamusu
Karena itu kerja sama antar orangtua di lingkungan rumah atau keluarga besar sangat penting dilakukan.
6. Dampingi anak
Jangan lupa dampingi si kecil saat menonton televisi.
Jelaskan hal positif atau negatif yang dilihat anak dari makin televisi.
Ajak mereka untuk menilai karakter tokoh utamanya dan kelakuan tokoh lain dalam acara itu secara positif.
Dengan begitu efek buruk tayangan bisa dihindari, sementara dampak positifnya bisa ditiru.
Source | : | nakita |
Penulis | : | Nia Lara Sari |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR