Nakita.id - Baru-baru ini media sosial dihebohkan dengan cerita seorang wanita asal Amerika Serikat yang mengolah plasenta atau ari-ari anaknya menjadi camilan cokelat.
Wanita bernama Kiley Whitworth tersebut diketahui baru saja melahirkan putranya pada Selasa (6/3) lalu.
Meski sempat ragu dengan kebersihannya, tetapi wanita berusia 23 tahun yang berporfesi sebagai ahli kecantikan tersebut akhirnya memutuskan untuk mengolah ari-ari anaknya menjadi cokelat.
"Aku ragu-ragu karena aku tahu itu kotor, tetapi setelah mencari semua manfaat kesehatan dari ari-ari, aku putuskan itu adalah hanya sekali dalam suatu kesempatan seumur hidup,” ujarnya seperti yang dilansir dari intisari.grid.id.
BACA JUGA: dr. Tompi: Tidak Ada Jurnal Yang Menjelaskan Penggunaan Filler atau Benang Untuk Meninggikan Hidung
Rupanya, sejak persalinan Kiley memang sengaja menyimpan dan mengeringkan ari-ari anaknya tersebut.
Ia kemudian merebus ari-ari tersebut sebentar dan memotongnya menjadi bagian yang kecil-kecil.
Dalam foto yang beredar, hasil potongan ari-ari yang digunakan Kiley tersebut berbentuk seperti ubur-ubur yang dikeringkan.
Setelah itu, ari-ari itu kemudian diblender dan dicampur dengan cokelat sebelum dicetak berbentuk hati.
Tanpa ragu, Kiley pun memperlihatkan dirinya yang tengah memakan camilan coklat hasil kreasinya dengan bahan tak biasa tersebut melalui aplikasi Snapchat.
BACA JUGA: Detik-Detik Proses Persalinan Dominique Diyose Dengan Teknik Gentle and Lotus Birth
Dilansir dari iflscience.com, Centers dor Disease Control and Prevention (CDC) tidak menyarankan konsumsi ari-ari seperti yang dilakukan Kiley.
Sebab, konsumsi ari-ari dipercaya dapat menyebabkan bahaya bagi ibu dan anak.
CDC mengatakan bahwa petugas kesehatan pernah menemukan kasus infeksi pada anak di Portland, Oregon akibat hal ini.
Saat itu, seorang ibu meminta agar ari-ari bayinya diubah menjadi pil disebuah perusahaan yang dirasanya aman.
Perusahaan tersebut pun mengambil, membersihkan, dan menggilingnya untuk kemudian dimasukan ke dalam pil.
Namun sayang, setelah ibu tersebut meminum pil ari-ari itu, bayinya justru jatuh sakit.
Dokter yang menangani bayi ibu tersebut tidak bisa mendiagnosisi hingga mereka mengetahui bahwa ibu tersebut telah mengonsumsi ari-arinya sendiri.
Ternyata, pil berisi ari-ari tersebut mengandung bakteri menular dari dalam ari-ari itu sendiri.
Oleh karena itu, CDC percaya bahwa perusahaan tersebut tidak memanaskan ari-ari untuk membunuh kuman dan tidak menyarankan hal ini.
BACA JUGA: Duh, Kebiasaan Mencuci Botol Anak Seperti Ini Justru Dapat Sebabkan Kanker
Meskipun tidak disarankan oleh CDC, nyatanya aksi mengonsumsi ari-ari sudah ada sejak 1970-an.
Dilansir dari situs Mirror, gerakan ibu yang memakan ari-ari anaknya ini dikenal dengan nama placentophagia.
Bahkan selebritis dunia, Kim Kardashian pun melakukan hal yang ini.
Setelah melahirkan anak keduanya yang bernama Saint West, salah satu anggota kakak dari Kendal Jenner dan Kylie Jenner tersebut mengolah ari-ari anaknya untuk dimakan.
Ia berasalan, hal itu dilakukan demi mengatasi depresi postpartumnya.
"Aku mendengar banyak cerita bahwa ibu yang tidak makan plasenta bayi anak pertamanya akan mengalami depresi usai melahirkan. Karena itu aku mencobanya," ujar Kim seperti yang dilansir dari mirror.co.uk.
BACA JUGA: Gadget Bisa Tingkatkan Kemampuan Anak, Asal Moms Perlu Tahu Ini
Kim menegaskan bahwa ia memakan ari-ari tersebut dalam bentuk pil, bukan makanan seperti pada umumnya.
"Ketika aku mengatakan 'makan plasentaku' itu artinya sudah dibekukan dan dibuat menjadi pil. Bukan digoreng seperti steak dan memakannya (seperti beberapa orang melakukannya)," tegas Kim.
Memang ada beberapa cara pengolahan ari-ari yang kerap dilakukan oleh sejumlah orang.
Mulai dari cokelat seperti Kiley, pil seperti Kim Kardashian, steak, dan bahkan milkshake.
Bahkan untuk pengolahan ari-ari ini telah ada buku Resep Plasenta yang dijual di Amazon.
BACA JUGA: Masih Banyak Ibu Beri Makanan Padat untuk Bayi di Bawah 6 Bulan, Ini Risikonya!
Melebarkan Sayap Hingga Mancanegara, Natasha Rizky Gelar Exhibition Perdana di Jepang
Source | : | mirror.co.uk,Intisari.grid.id,iflscience.com |
Penulis | : | Fadhila Auliya Widiaputri |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR