Nakita.id - Moms saat ini kasus pelecehan dan kekerasan seksual banyak sekali beredar.
Para korbannya juga tidak pandang bulu, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.
Pada saat ini masih banyak korban yang memilih diam karena bingung harus berbuat apa.
Biasanya korban dari pelecehan dan kekerasan seksual memilih untuk berdiam diri karena diselimuti oleh rasa takut.
Belajar dari kasus Novia Widyasari yang saat ini sedang ramai dibicarakan di semua sosial media.
Novia selaku korban pemerkosaan yang dilakukan oleh pacarnya memilih untuk menyimpan semuanya sendiri.
Namun disaat dia menceritakan masalah yang dia alami kepada keluarga, dirinya juga malah disudutkan dan terus dimarahi oleh salah satu keluarganya.
Tekanan yang terus terjadi kepada Novia, mulai dari pacar, keluarga pacar hingga keluarganya sendiri membuat Novia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya disebelah makam ayahnya.
Moms kejadian ini tentu sangat dekat dengan sekitar kita, hal ini bisa terjadi kepada siapa saja bahkan orang terdekat kita.
Maka dari itu penting untuk melindungi dan memberi dukungan kepada korban kekerasan seksual.
Melansir dari Kompas.com, berikut yang bisa kita segera lakukan disaat ada orang yang menjadi korban kekerasan seksual.
1. Utamakan Keselamatan Korban
Moms orang yang menjadi korban kekerasan maupun pelecehan seksual akan sangat susah mencari orang yang dipercaya untuk mendapatkan tempat perlindungan.
Saat kita atau orang sekitar kita menjadi korban kekerasan seksual, berikan tempat berlindung dan jangan pernah tinggalkan korban sendirian.
Karena korban kekerasan seksual biasanya mengalami gangguan psikologis yang sangat berpengaruh terhadap mental mereka.
Banyak korban yang mengalami rasa takut berlebih, merasa bersalah, malu dan syok.
2. Tidak Mandi atau Membersihkan Diri
Sebaiknya korban kekerasan seksual tidak mandi atau membersihkan diri, bahkan mengganti baju atau menyisir rambut selama 24 jam setelah kejadian.
Mungkin hal-hal tersebut sulit untuk dilakukan, namun sayangnya hal ini adalah yang paling akurat untuk dijadikan bukti untuk menangkap pelaku kekerasan seksual tersebut.
Tetapi jika korban memang harus mengganti pakaian, sebaiknya pakaian disimpan dikertas koran jangan dipelastik.
Hal ini dilakukan agar menjaga residu cairan dan DNA pelaku yang menempel pada tubuh dan pakaian korban.
Kita belajar dari kasus-kasus pelecehan sebelumnya, dimana saat barang bukti kurang yang membuat kasus tidak naik dan tenggelam begitu saja.
3. Hubungi Polisi
Moms banyak korban kekerasan seksual yang takut langsung untuk melaporkan ke kantor polisi.
Namun hal ini perlu kita lakukan disaat korban sudah mendapat perlindungan yang aman dari orang sekitar.
Dan hal ini akan semakin penting jika korban mengalami luka serius, masih mendapat ancaman dari pelaku, bahkan jika korban tidak sadarkan diri.
4. Catat Secara Detail Kejadian yang Diingat
Mungkin ini hal yang sangat berat bagi korban harus mengingat setiap kejadian yang terjadi.
Namun hal ini penting adanya, untuk melakukan laporan kepada kepolisian.
Jika kita sebagai pendamping korban, sebaiknya jangan terlalu memaksa atau menekan korban untuk menceritakan semuanya.
Jika memang memungkinkan biarkan korban yang menulis setiap detail kejadian.
Hal ini menjadi penting karena saat di persidangan, saat korban sedang merasa tidak baik-baik saja catatan tersebut bisa digunakan untuk menjadi keterangan korban.
Karena setiap kejadian yang terpaksa harus diingat kembali, tentu akan menjadi hal yang menyakitkan untuk korban.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Debora Julianti |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR