Nakita.id – Salah satu tahap penting dalam perkembangan anak adalah kemampuannya mengendalikan bagian-bagian tubuhnya. Dalam hal ini, perkembangan fisik dan motorik saling terkait agar bayi berusia 0-2 tahun mulai bisa melakukan banyak hal.
Kemampuan toilet training adalah salah satunya, sehingga orangtua harus tahu cara mengajari toilet training pada tahapan perkembangan bayi tahun kedua.
Dengan toilet training, maka anak diharapkan bisa mengurus dirinya sendiri saat buang air kecil atau buang air besar. Kemampuan anak mengontrol buang air kecil disebut dengan bladder control. Sedangkan toilet training untuk buang air besar disebut dengan bowel control.
Usia toilet training
Orangtua perlu tahu kapan usia yang tepat bagi anak untuk melakukan toilet training. Saat yang cocok adalah ketika anak mulai bisa berjalan, dalam kisaran usia lewat dari 1 tahun hingga 1,5 tahun.
Orangtua juga jangan kaget kalau anak cenderung lebih bisa melakukan toilet training untuk buang air besar terlebih dahulu dibandingkan toilet training buang air kecil.
Usia anak sanggup mengontrol buang air besar adalah saat usianya menginjak 18-24 bulan. Walaupun demikian, anak bisa dengan sempurna mengendalikan tubuhnya untuk buang air besar saat sudah berusia 3 tahun.
Sementara itu, pengendalian sempurna atas kemampuan buang air kecil biasanya terjadi lebih lambat, pada usia anak menginjak hampir 5 tahun.
Cara mengajari
Dalam mengajari toilet training kepada anak, orangtua harus memperhatikan beberapa hal penting. Seperti disebutkan di awal, perkembangan fisik yang baik akan mendukung kemampuan motorik tubuh, termasuk pengendalian otot-otot pembuangan.
Turut mendukung pula adalah perkembangan kematangan psikologis anak untuk mengetahui dan mengenali alasan dia harus melakukan buang air pada waktu dan tempat yang tepat.
Secara praktis orangtua perlu mengajari hal-hal berikut:
1. Kemampuan kognitif yang matang
Dalam hal ini anak harus diajari instruksi yang sifatnya sistematis. Apa yang harus dilakukan pertama kali, lalu apa berikutnya. Pastikan orangtua memberikan instruksi saat anak sudah mempunyai kemampuan untuk mengerti instruksi.
2. Tidak memaksa
Toilet training akan berjalan tanpa hambatan besar bila diajarkan dalam suasana nyaman bagi anak, dan bukan dalam keaadaan saat anak akan buang air. Komunikasi yang hangat serta perlengkapan yang mendukung akan sangat memudahkan.
3. Memberi pujian
Berlatih adalah salah satu proses belajar. Karena itu, sangat mungkin terjadi kekurangan dan kegagalan serta hal di luar harapan.
Bila anak belum berhasil melakukan toilet training, orangtua hendaknya tetap memberikan pujian akan hasil apapun yang anak lakukan. Justru di sinilah orangtua punya peran besar, yaitu untuk membuat anak berhasil melakukan sesuatu dari nol hingga berhasil.
(Penulis: David Togatorop S.S, M.Hum - Editor in Chief Nakita.id)
Mengenal Istilah Grooming yang Ramai di Video Viral Guru dan Murid di Gorontalo
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR