Nakita.id - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan peringatan terkait bencana yang terjadi di Jember tadi pagi.
Peringatan tersebut menyinggung soal penjelasan mengapa Jember menjadi salah satu daerah yang rawan gempa bumi.
Baca Juga: BMKG Beri Peringatan Cuaca Ekstrem untuk 27 Lokasi Ini karena Curah Hujan Semakin Tinggi, Mana Saja?
Gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,0 mengguncang Jember, Jawa Timur, Kamis (16/12/2021) pukul 06.01 WIB pagi.
Wilayah yang merasakan gempa tersebut, yakni wilayah Jember, Bondowoso, Banyuwangi, hingga Denpasar.
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono mengatakan, gempa Jember diikuti dengan gempa susulan.
Dampak gempa membuat beberapa rumah warga mengalami kerusakan, seperti genteng dan langit-langit rumah ambruk dan tembok rumah retak hingga rubuh.
"Gempa Jember M5,0 yang menimbulkan kerusakan tadi pagi hingga sore ini, Kamis (16/12/2021) hanya diikuti 2 kali gempa susulan dengan magnitudo 2,5 dan 3,4," ujar Daryono kepada Kompas.com, Kamis (16/12/2021).
Dari data Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Jember per Jumat (17/12/2021), ada 34 rumah rusak ringan, 11 rusak sedang, 1 rusak ringan.
Selain itu, ada 3 fasilitas pendidikan (fasdik) rusak ringan dan 1 rusak sedang. Korban luka, yakni 1 orang luka sedang dan 4 luka ringan.
Setelah ditelusuri, ternyata tidak hanya kali ini gempa melanda. Wilayah Jember sempat diguncang gempa pada 2013, 2016, dan 2018 lalu.
Baca Juga: BMKG Beri Peringatan Cuaca Ekstrem untuk 27 Lokasi Ini karena Curah Hujan Semakin Tinggi, Mana Saja?
Berikut penjelasan BMKG:
Dekat dengan sumber gempa potensial
Daryono mengatakan, ada beberapa fakta yang menyiratkan bahwa Jember menjadi wilayah yang rawan gempa.
"Berdasarkan catatan sejarah gempa, wilayah Kabupaten Jember sudah mengalami lebih dari 6 kali diguncang gempa merusak sejak tahun 1896," ujar Daryono, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (17/12/2021).
Menurut dia, data ini sudah cukup menjadi bukti bahwa wilayah Jember merupakan daerah rawan gempa.
Daryono menjelaskan, wilayah Jember lokasinya berdekatan dengan sumber gempa potensial yaitu subduksi Lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Lempeng Eurasia di selatan Jawa Timur (zona megathrust).
Selain itu, wilayah Jember juga berdekatan dengan sumber-sumber gempa sesar aktif baik yang ada di daratan maupun yang ada di dasar laut.
Gempa Jember jadi alarm penting
Sementara, Daryono mengatakan, gempa Jember magnitudo 5,0 kemarin dipicu aktivitas sesar aktif di dasar laut yang menyebabkan lebih dari 38 bangunan rumah rusak.
Gempa ini ternyata lokasi episenternya sangat dekat dengan gempa merusak di Jember pada 1967 dengan guncangan mencapai skala intensitas VIII-IX MMI hingga menyebabkan banyak rumah rusak berat saat itu.
Menilik kerusakan yang terjadi, gempa merusak di Jember Selatan dianggap sebagai alarm penting untuk mengingatkan masyarakat bahwa kualitas bangunan rumah saat menghadapi gempa sangat buruk.
"Jika gempa dengan magnitudo 5 saja sudah membuat bangunan rumah pada rusak, terus bagaimana jika gempa yang terjadi memiliki magnitudo 6, 7, dan 8?," singgung Daryono.
Tak hanya itu, banyaknya kerusakan bangunan rumah akibat gempa Jember bermagnitudo 5,0 menunjukkan, mitigasi struktural masyarakat Indonesia terkait kualitas bangunan tahan gempa dan aman gempa belum berjalan dengan baik.
Oleh karena itu, perlu ada evaluasi dan penilaian pada seluruh bangunan di setiap daerah rawan gempa.
(Artikel ini telah tayang di Kompas dengan judul "Jember Disebut Wilayah Rawan Gempa, Ini Penjelasan BMKG")
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Riska Yulyana Damayanti |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR