Nakita.id - Baru-baru ini aktor Aron Ashab menjadi perbincangan publik lantaran permsalahan pada keluarganya.
Pada Kamis (23/12/2021), Aron Ashab membagikan sebuah video di instagram story yang berisi kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Pelaku kekerasan tersebut merupakan kakak kandung Aron berinisial H yang tampak melemparkan suatu benda ke kakak perempuan Aron yang bernama Amaliya.
Ternyata, sudah puluhan tahun Aron Ashab memendam perlakuan tidak menyenangkan dari kakak kandungnya yang berinisial H tersebut.
Seolah sudah gerah, Aron Ashab akhirnya membongkar semua perbuatan kakak kandungnya yang berinisial H selama ini ke publik.
"15 tahun aku dirundung psikopat ini dan dia masih tinggal di sini bersama orangtua belain doi All The Damn Time," tulis Aron.
Selama 15 tahun Aron mengaku dipukuli kakaknya setiap hari.
Aron mengaku sebenarnya sudah sering mengadukan tindak kekerasan sang kakak ke orangtuanya.
Sayangnya, orangtua Aron tidak menggubris apa yang Aron katakan.
Bahkan, Aron sampai harus merekam perbuatan kakaknya yang melakukan tindak kekerasan supaya orangtuanya percaya.
"Selama 15 tahun saya dipukuli setiap hari. Ibu, ayah, aku tahu kalian tidak peduli saat aku mengadu selalu dipukuli setiap hari.. I'm done. Dia perlu dihukum dengan cara apa pun," tulis Aron.
Aron mengaku berhenti dipukuli ketika dirinya sudah berusia 15 tahun.
Yaitu ketika momen Aron lebih tinggi dari kakaknya.
Bahkan, Aron tidak menganggap kakak yang melakukan kekerasan tersebut sebagai saudara.
"Never ask me if im 4 atau 3 bersaudara. Because yang gw anggep saudara cuma kak Myla dan bang Haekal. Habibie can go di* in h*ll. We are3 bersaudara for all i care," tulis Aron.
Akibat KDRT yang dilakukan sang kakak, Aron sampai menjalani terapi ke pskiater untuk menyembuhkan luka batinnya.
KDRT bisa sangat mengganggu kesehatan mental korban.
Seperti ditulis Nakita.id sebelumnya, Ayoe Soetomo, M.Psi., Psikolog. Psikolog Anak, Remaja, dan Keluarga di TigaGenerasi, menuturkan ada banyak dampak yang dirasakan korban KDRT, bahkan kondisi kesehatan mental yang tidak ditangani dengan serius bisa menyebabkan para korban KDRT mengalami depresi.
"Dampak KDRT banyak sekali. Misalnya, terhadap kondisi kesehatan mental. Mulai dari perasaan takut, cemas, trauma. Jika tidak diatasi dengan baik bisa menyebabkan depresi," ucap Ayoe.
Selain kekerasan fisik, kekrasan psikis juga bisa mempengaruhi konsep diri korban.
"Kekerasan psikis yang erat kaitannya dengan ucapan, kata-kata kasar, ejekan bisa sangat mengganggu konsep diri individu, kemudian tidak lagi menjadi percaya diri," sambungnya.
Dari apa yang dialami Aron Ashab kita belajar ya Moms bahwa KDRT bisa saja terjadi antar saudara.
Ini menunjukkan pentingnya pengawasan kepada anak-anak serta mendengarkan apa yang anak keluh kesahkan.
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR